Biofarmasi adalah obat yang diproduksi dengan sarana bioteknologi. Ada beberapa cara di mana obat tersebut dapat dibuat, tetapi perbedaan utama antara mereka dan obat lain adalah bahwa mereka tidak diekstraksi dari sumber asli atau disintesis dengan reaksi kimia. Sebaliknya, mereka dibuat dengan menggunakan organisme hidup yang mungkin telah dimodifikasi untuk menghasilkan senyawa yang diinginkan. Hal ini memerlukan penggunaan peralatan khusus dan ruang bersih untuk keselamatan yang melindungi integritas senyawa farmasi saat diproduksi dan dikemas.
Salah satu metode klasik pembuatan biofarmasi melibatkan penggunaan bioreaktor, wadah yang digunakan untuk menciptakan kondisi yang dikontrol ketat yang memfasilitasi pertumbuhan organisme tertentu. Dalam bioreaktor, obat dapat diproduksi oleh organisme yang menghasilkan biofarmasi sebagai produk sampingan dari siklus hidupnya, seringkali karena organisme ini telah dimodifikasi untuk menghasilkan protein dan asam nukleat spesifik. Kultur sel dan mikroba yang dimodifikasi keduanya dapat digunakan dalam bioreaktor untuk membuat obat dan senyawa yang dapat digunakan dalam produksi obat-obatan.
Modifikasi genetik tanaman dan hewan juga dapat digunakan untuk membuat biofarmasi. Sapi transgenik dapat dirancang, misalnya, untuk mengeluarkan senyawa tertentu dalam susu mereka. Praktek menggunakan organisme transgenik untuk produksi obat-obatan telah menjadi kontroversi di beberapa wilayah di dunia, untuk alasan yang bervariasi dari masalah etika hingga kekhawatiran bahwa organisme tersebut dapat kawin silang dengan organisme konvensional dan menjadi terkontaminasi.
Berbagai zat dapat dibuat dengan menggunakan teknik biofarmasi, termasuk faktor darah, interferon, hormon, vaksin, dan antibodi monoklonal. Ketika peneliti mengembangkan biofarmasi baru, mereka biasanya mengajukan paten untuk melindungi penemuan dan proses mereka, dan melalui serangkaian langkah untuk mendapatkan persetujuan sehingga obat mereka dapat dijual di pasar terbuka. Langkah-langkah ini melibatkan pengujian ekstensif untuk keamanan dan kemanjuran, untuk memastikan bahwa obat bekerja seperti yang diklaim.
Biofarmasi pertama yang memasuki pasar adalah insulin manusia buatan, yang dirilis pada tahun 1982 untuk digunakan oleh penderita diabetes. Industri biofarmasi meledak setelah tahun 1980-an, berkat meningkatnya minat pada perawatan medis tambahan, dan kemajuan dalam ilmu laboratorium yang memungkinkan perkembangan baru. Salah satu keuntungan obat tersebut, terutama sebagai alternatif senyawa asli, adalah bahwa obat tersebut cenderung lebih aman dan dosisnya sangat dapat diandalkan, karena kondisi produksinya dikontrol dengan sangat ketat.