Penetapan biaya tradisional adalah cara untuk memprediksi profitabilitas suatu produk. Selama tahun 1990-an digantikan oleh activity-based costing (ABC), yang memperhitungkan biaya setiap aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. Teknik penetapan biaya tradisional dan berbasis aktivitas adalah bagian penting dari akuntansi bisnis dalam suatu organisasi.
Selama penetapan biaya tradisional untuk suatu produk atau proyek, biaya potensial dibagi menjadi kategori langsung dan tidak langsung. Biaya langsung mudah diukur dan mencakup, misalnya, biaya bahan mentah dan tenaga kerja. Biaya yang tidak mudah dikuantifikasi diklasifikasikan sebagai biaya tidak langsung atau overhead.
Prosedur ini terlihat untuk membagi total biaya produk dengan biaya tenaga kerja langsung. Perhitungan ini menentukan biaya produk per item. Biaya tenaga kerja langsung dalam persamaan ini hanyalah perkiraan. Jika penetapan biaya tradisional untuk suatu produk berarti bahwa setiap unit berharga $1.00 USD, perusahaan kemudian menambahkan keuntungannya ke produk tersebut. Jika produk ini kemudian dijual seharga $1.20, maka perusahaan dapat mengasumsikan keuntungan $0.20 per item; namun, jika perkiraan biaya produk salah, maka perusahaan menanggung risiko menghasilkan lebih sedikit uang dari yang diharapkan.
Sistem akuntansi ini bergantung pada pengaturan biaya tidak langsung yang hampir sewenang-wenang. Ada juga sedikit perhatian pada penyebab biaya dan varians biaya, atau perbedaan antara perkiraan biaya dan biaya riil. Konsekuensi dari pendekatan ini dapat menjadi biaya item yang tidak tepat. Jika biaya produk tidak diketahui secara akurat, lebih sulit untuk memprediksi profitabilitasnya.
Sistem ini terkadang dianggap kurang menguntungkan dibandingkan sistem penetapan biaya yang lebih baru, seperti ABC dan lean costing, karena tidak melihat sebab dan akibat. Jenis lain dari sistem alokasi melihat setiap aktivitas dan menetapkan biaya untuk itu. Sebagai perbandingan, penetapan biaya tradisional menyatukan semua aktivitas dan mencoba menebak biaya keseluruhannya.
Penetapan biaya tradisional memang menawarkan keuntungan ketika biaya langsung tinggi. Ini adalah kasus di bidang manufaktur, di mana penetapan biaya dapat diterapkan ke kategori overhead seperti biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya unit. Pada paruh kedua abad ke-20, proporsi biaya langsung turun terhadap proporsi biaya tidak langsung, membuat penetapan biaya tradisional tidak efektif. Bahkan lebih tidak efektif bila digunakan di perusahaan multi-produk.
Salah satu keuntungan utama proses ini adalah kesederhanaannya; mudah untuk menghitung tarif overhead. Ini berarti bahwa bisnis di seluruh dunia memahami sistem akuntansi biaya tradisional. Sistem ini juga relatif hemat biaya, membuatnya lebih murah daripada metode ABC.