Apa itu Berkendara Tanpa Telanjang?

Bareback riding adalah suatu bentuk riding yang dilakukan tanpa sadel, memaksimalkan kontak antara pengendara dan bagian belakang kuda. Gaya berkuda ini membutuhkan beberapa keterampilan khusus, dan biasanya hanya dilakukan oleh pengendara tingkat lanjut. Beberapa pengendara curang, menggunakan pad alih-alih murni tanpa pelana, dan bantalan tanpa pelana juga dapat digunakan untuk mengajari pengendara cara mengendarai tanpa pelana dengan aman dan sukses.

Ada sejumlah alasan bagi pengendara untuk memilih tanpa pelana. Terkadang, pengendara hanya perlu memindahkan kuda ke lokasi baru, dan menunggang kuda tanpa pelana lebih cepat, terutama jika kuda itu hanya akan menempuh jarak yang dekat. Ini juga berarti bahwa pengendara hanya perlu membawa kekang kembali ke ruang paku, bukan pelana dan kekang. Di peternakan kecil, mengendarai tanpa pelana adalah cara tercepat untuk melewati padang rumput atau ladang, dan beberapa pengendara bahkan menghindari tali kekang sama sekali.

Mengendarai tanpa pelana juga terkadang nyaman ketika kuda harus diarungi atau berenang menyeberangi sungai, karena paku payung bisa rusak oleh air. Beberapa pengendara hanya menikmati pengalaman berkendara tanpa pelana, karena itu terasa lebih alami bagi mereka. Dalam jangka panjang, berkuda tanpa pelana sebenarnya bisa berbahaya bagi kuda, karena pelana tidak hanya memberikan bantalan dan perlindungan bagi penunggangnya; mereka juga melindungi punggung kuda dari ketegangan.

Orang yang ingin belajar berkuda tanpa pelana biasanya memulai dengan melepas sanggurdi dari pelana mereka, sehingga mereka dapat belajar mengendalikan kuda dengan kaki mereka sambil memegang kursi mereka. Setelah mereka merasa nyaman dengan ini, mereka dapat melepas sadel dan mengendarai sadel atau bantalan tanpa pelana. Akhirnya, pad dilepas, dan penunggangnya berjalan tanpa pelana, kadang-kadang meminta orang lain memimpin kuda beberapa kali pertama sehingga mereka dapat berkonsentrasi untuk menemukan dan mempertahankan tempat duduk mereka.

Setelah pengendara merasa nyaman dengan berkuda tanpa pelana di jalan, ia dapat mencoba berlari, berlari, dan berlari kencang. Berkendara jauh lebih berbahaya saat tanpa pelana, jadi pengendara harus berhati-hati. Tanpa pelana, pengendara bisa lebih mudah jatuh, dan mereka kurang bisa mengendalikan kudanya. Helm harus selalu dikenakan saat berkendara, bersama dengan perlengkapan yang sesuai seperti celana tebal dan sepatu bot yang berat. Ini juga merupakan ide yang baik untuk berkendara dengan seorang teman sehingga seseorang dapat meminta bantuan jika sesuatu terjadi pada penunggang atau kuda.