Bendungan cek adalah bendungan kecil yang dapat dibangun dari berbagai macam bahan, termasuk kayu gelondongan, batu, dan karung pasir, dan dapat digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya untuk menyediakan area untuk sedimen, lanau, atau polutan, seperti sampah dan logam berat, untuk mengendap dan dikeluarkan dari air. Bendungan jenis ini juga dapat digunakan untuk memperlambat aliran air dan menahan air untuk keperluan seperti irigasi, budidaya ikan, atau peternakan. Check dam sering kali dibangun melintasi parit drainase, sungai kecil, atau di daerah berawa dan rendah yang disebut sengkedan. Spesifikasi yang direkomendasikan untuk bendungan adalah tidak boleh lebih tinggi dari 2 kaki (60 cm), bahwa bagian tengah bendungan harus setidaknya 6 inci (15 cm) lebih rendah dari tepinya, dan harus digunakan untuk daerah drainase 10 hektar (0.04 km2) atau lebih kecil. Konstruksi check dam seringkali mudah dan murah, membuatnya praktis di daerah miskin dengan sedikit sumber daya keuangan dan teknologi.
Di negara berkembang, bendungan cek sering digunakan untuk meningkatkan produksi pertanian, mengisi kembali air tanah, dan mencegah erosi tanah pada curah hujan yang tinggi, seperti monsun. Bendungan cek juga dapat digunakan di parit drainase buatan yang disebut bioswales yang sering dibuat khusus untuk menghilangkan polutan dari air. Desain bendungan cek bervariasi tergantung pada bahan yang digunakan untuk konstruksi, tetapi bahan perlu direntangkan di seluruh saluran yang dibendung, dan seringkali beberapa bahan harus tertanam di tanah untuk memastikan bendungan tetap di tempatnya bahkan selama aliran air deras. .
Tiga jenis check dam yang umum adalah stone check dam, rock check dam dan log check dam. Bendungan batu biasanya dibangun dengan batu berukuran 8-12 inci (20-30 cm), sedangkan bendungan batu dibuat dari batu yang lebih kecil, biasanya berdiameter 2-3 inci (5-7.5 cm). Check dam log dibangun dengan menggunakan log berdiameter 4-6 inci (6-15 cm), dan log harus dikubur di dalam tanah hingga kedalaman minimal 18 inci (45 cm). Karung pasir terkadang digunakan untuk membangun bendungan sementara, misalnya dalam kasus banjir atau hujan yang sangat deras.
Sebuah check dam membutuhkan inspeksi yang sering, terutama sebelum dan sesudah hujan deras. Bendungan itu sendiri harus diperiksa dari kerusakan dan keausan, dan tingkat sedimen di belakang bendungan juga harus diukur. Sedimen tersebut dapat mengganggu fungsi bendungan, dan kadang-kadang harus dibuang atau bendungan bisa jebol.