Apa itu Beban Langsung?

Beban hidup adalah regangan pada struktur yang berfluktuasi sebagai akibat dari perubahan keadaan. Orang-orang di dalam gedung perkantoran adalah contoh dari beban seperti itu; mereka datang dan pergi dari gedung dan bergerak di dalamnya sepanjang hari. Perabotan adalah contoh lain, seperti akumulasi salju di atap dan tekanan lingkungan lainnya. Bangunan harus dirancang dengan mempertimbangkan beban hidup potensial, karena kegagalan untuk mengakomodasi kondisi pergeseran dapat menyebabkan kegagalan struktural.

Di banyak daerah, peraturan bangunan mencakup definisi dan ketentuan beban hidup yang spesifik. Perancang harus memikirkan tingkat hunian bangunan, termasuk keadaan penggunaan khusus yang mungkin mengubah persyaratan beban. Misalnya, pabrik lebih cenderung memiliki alat berat yang dapat menambah beban hidup. Demikian pula, pusat rehabilitasi dengan kapasitas 70 orang mungkin berisi sejumlah orang di kursi roda listrik, dengan berat gabungan lebih tinggi daripada rata-rata kelompok individu.

Ini berbeda dengan beban mati, yang tetap. Berat bangunan itu sendiri merupakan bagian dari beban mati, seperti halnya perlengkapan yang secara fungsional tetap pada tempatnya. Lemari dan konter yang terpasang, misalnya, secara teoritis dapat dilepas, tetapi kemungkinan akan tetap di tempatnya untuk jangka waktu yang lama. Beban ini berperilaku lebih statis dan lebih mudah untuk dirancang, karena insinyur dapat menghitung regangan tetap yang mereka berikan dan memperhitungkannya dalam rencana desain.

Beban hidup bergerak, yang berpotensi menimbulkan beberapa masalah. Mereka dapat mengubah pola stres dalam suatu struktur, dan terkadang membebani beberapa area lebih dari yang lain. Contoh klasik dapat dilihat pada salju yang mengumpul di atap bangunan. Di daerah di mana salju jarang turun dan para insinyur tidak mempertimbangkan risikonya, keruntuhan langit-langit dapat terjadi pada cuaca musim dingin yang tidak normal, karena atapnya tidak disiapkan untuk beban hidup. Pergerakan beban dalam struktur melalui tangga dan elevator dapat menimbulkan masalah dengan menggeser distribusi berat.

Toleransi untuk rekayasa harus sangat tinggi, untuk alasan keamanan. Ketika para insinyur mempertimbangkan potensi beban hidup sebuah bangunan, mereka perlu merancang beban yang melebihi itu, agar aman. Ini memastikan bahwa pergerakan tiba-tiba dari suatu peralatan tidak akan menembus lantai, atau lift yang bermuatan berat tidak mengganggu kestabilan bangunan saat jatuh ke poros.