Apa itu Batubara Putih?

Batubara umumnya dianggap sebagai zat seperti batu hitam gelap yang memenuhi langit dengan asap saat dibakar. Batubara putih, juga disebut batubara bio, sangat berbeda; sebagai permulaan, lebih baik bagi lingkungan karena tidak ada residu beracun yang dihasilkan dari pembuatan atau penggunaan batubara putih. Batubara putih dibuat dengan mengambil pohon, tanaman dan limbah pertanian seperti kulit almond dan mengeringkan bahan tanaman. Ini digunakan dalam banyak aplikasi oleh banyak industri dan mudah diperbarui. Selain lebih bersih dari batubara biasa, bio batubara juga menghasilkan lebih banyak energi dan memiliki kadar air yang lebih rendah.

Untuk membuat batu bara putih, yang dibutuhkan hanyalah bahan tanaman dan api untuk mengeringkan bahan tersebut. Bahan yang paling umum digunakan untuk membuat bio batubara adalah daun, pohon, kulit almond dan kacang tanah, serta batang kapas. Industri biasanya melakukan ini dalam mekanisme pengeringan besar yang menghasilkan sejumlah besar batubara bio. Tidak seperti batubara biasa yang membutuhkan bahan pengikat dan zat lain agar batubara dapat digunakan sebagai sumber energi, bio batubara tidak memerlukan zat tambahan.

Setelah dikeringkan, bahan yang digunakan untuk membuat bio coal dibentuk menjadi bentuk silinder, standar untuk produksi bio coal. Pembentukannya tidak dibantu oleh bahan kimia apapun. Itu dibuat menggunakan pengepres mekanis yang kuat.
Penggunaan batubara putih sangat beragam seperti penggunaan batubara hitam. Ini digunakan di rumah untuk panas dan memasak, dan oleh banyak industri yang membutuhkan atau menghasilkan energi. Di mana pun batubara digunakan, bio batubara bisa diganti. Batubara putih berasal dari limbah dan material tanaman, yang berarti merupakan sumber daya terbarukan.

Kandungan sulfur merupakan masalah besar dengan batubara biasa. Bio coal tidak menghasilkan belerang dan, oleh karena itu, tidak menimbulkan polusi saat digunakan. Sulfur juga dapat membuat batubara hitam sulit untuk disimpan atau berada di sekitar, tetapi batubara putih tidak memiliki masalah ini.
Pertimbangan lain dari sudut pandang polusi udara adalah abu yang dihasilkan saat membakar suatu zat. Kadar abu dalam bio coal biasanya berkisar antara 2 persen hingga 10 persen. Persentase ini sangat rendah, apalagi jika dibandingkan dengan batu bara tradisional yang kadar abunya berkisar 20 persen sampai 40 persen saat dibakar.

Energi yang dihasilkan oleh zat apapun diukur dalam kilokalori (kkal). Bio coal mampu menghasilkan sekitar 3,800 kkal hingga 4,500 kkal saat digunakan. Batubara hitam biasanya menghasilkan dari 3,000 kkal hingga 3,500 kkal. Pembakaran juga lebih seragam pada batubara bio daripada batubara biasa, sehingga ideal untuk aplikasi di mana panas harus mencakup area yang luas.