Sebagai salah satu minuman energi paling populer di pasaran saat ini, Red Bull dikatakan memiliki semuanya. Dianggap sebagai campuran vitamin dan mineral yang sangat baik yang membantu individu untuk bersemangat dan menjalani hari, Red Bull dinikmati oleh orang-orang di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa informasi tentang asal usul Red Bull, kandungan minuman energinya, dan beberapa masalah kesehatan yang muncul tentang produk tersebut.
Dipahami mengandung unsur-unsur yang membantu kelelahan fisik dan mental, Red Bull berasal dari Thailand dan diadaptasi untuk dijual di Austria. Sejak awal abad ke-21, Red Bull telah dijual di lebih dari seratus negara yang berbeda. Pada tahun 2006, Inggris dan Amerika Serikat mewakili pangsa pasar terbesar untuk Red Bull, dengan lebih dari 260,000,000 kaleng terjual di Inggris saja selama tahun itu. Sementara formulanya tetap konstan, Red Bull mulai menawarkan versi bebas gula pada tahun 2003, menggunakan aspartam sebagai pemanis dalam formulanya.
Nilai gizi Red Bull dikatakan berasal dari dimasukkannya berbagai vitamin B kompleks dalam produk. Vitamin B sering dianggap penting untuk penciptaan energi dalam tubuh. Seiring dengan keluarga vitamin B, Red Bull juga mengandung sejumlah besar taurin dan glucuronolactone. Perlu dicatat bahwa taurin diproduksi secara sintetis, dan daftar glucuronolactone di antara bahan-bahannya adalah yang pertama di antara minuman energi. Sementara kafein sering disebut-sebut sebagai alasan mengapa Red Bull memiliki tendangan seperti itu, faktanya ada lebih sedikit kafein dalam satu kaleng Red Bull daripada rata-rata secangkir kopi berkafein. Ini adalah kombinasi dari elemen-elemen lain yang tampaknya memberikan Red Bull kemampuannya untuk membuat seseorang merasa energik untuk waktu yang singkat.
Salah satu keberatan utama Red Bull adalah karena kandungan taurinnya. Sebagai senyawa yang diproduksi secara alami dalam empedu banteng, Red Bull menggunakan versi yang disintesis. Beberapa negara memberlakukan larangan Red Bull, karena kekhawatiran tentang proses sintesis itu. Yang lain mendasarkan larangan pada keberadaan glucuronolactone atau kandungan kafein. Klaim masalah kesehatan parah yang kemudian terbukti tidak berdasar terus beredar.
Sementara legenda urban seputar Red Bull kurang lebih telah dibantah, banyak profesional kesehatan terus mencegah konsumsi Red Bull. Keberatan datang dari merekomendasikan penggunaan cairan lain untuk menggantikan cairan tubuh dan menjauhi minuman energi. Banyak minuman energi memberikan tumpangan sementara yang diikuti dengan rasa lelah setelah efek dari minuman tersebut hilang. Beberapa profesional kesehatan percaya bahwa keadaan yang diinduksi secara artifisial ini dapat memiliki implikasi jangka panjang bagi kesejahteraan fisik individu, dan mendesak penggunaan cairan dengan komposisi vitamin dan nutrisi yang lebih seimbang untuk menciptakan rasa kesejahteraan yang lebih tahan lama dan merata.