Auk adalah burung dalam keluarga Alcidae. Spesies yang paling menonjol dalam keluarga ini mungkin adalah Great Auk, burung raksasa yang hidup di Atlantik Utara hingga tahun 1800-an, ketika diburu hingga punah. Burung-burung ini mencapai ketinggian 33 inci (85 sentimeter) dan seperti dodo, burung punah lainnya yang terkenal, mereka kurang beradaptasi dengan pemangsaan agresif oleh manusia. Auk yang bertahan secara signifikan lebih kecil.
Auk termasuk pisau cukur, auklet, puffin, guillemot, dan murres. Secara fisik, auks menyerupai penguin. Mereka kekar dan memiliki bulu hitam dan putih yang khas. Terlepas dari kemiripannya, auk lebih dekat hubungannya dengan burung camar daripada penguin. Kemiripan yang dangkal dengan penguin adalah contoh evolusi konvergen, di mana spesies yang tidak terkait mengembangkan sifat yang serupa. Ciri-ciri ini merupakan respon adaptif terhadap berbagai lingkungan asli.
Auk adalah perenang dan penyelam yang sangat baik, menggunakan sayap berotot mereka untuk mendorong diri mereka sendiri melalui air untuk mencari mangsa. Semua auk dapat terbang, meskipun beberapa spesies lebih mahir daripada yang lain, dan burung-burung cenderung terlihat canggung di darat, karena mereka belum beradaptasi untuk berjalan dengan anggun. Burung-burung lebih suka perairan terbuka di wilayah utara dunia di mana mereka dapat dengan mudah berburu spesies mangsa. Air dingin menyediakan lingkungan berburu terbaik untuk burung-burung ini, dan mereka dapat memanfaatkan aliran udara dingin untuk mengakses banyak sumber mangsa.
Kebiasaan bervariasi di antara spesies auk. Sementara burung menghabiskan sebagian besar waktunya di perairan terbuka, mereka bersarang di pantai dan beberapa spesies akan menginvestasikan energinya untuk mempertahankan sarang di darat saat mereka tidak bersarang secara aktif. Auk rentan terhadap tekanan habitat seperti pemanasan air laut karena mereka telah beradaptasi untuk hidup di iklim yang sangat spesifik dengan kondisi laut yang sangat khusus. Bukti fosil menunjukkan bahwa auks dulunya jauh lebih beragam dan tersebar luas, menggambarkan cara populasi berubah saat iklim bumi bergeser sepanjang sejarah geologis.
Beberapa taman zoologi dan program konservasi mempertahankan populasi auk di penangkaran. Pengunjung dapat melihat dan terkadang berinteraksi dengan burung dari dekat dan koloni mungkin menyertakan burung laut lainnya untuk menciptakan suasana lingkungan yang lebih alami, terutama di fasilitas yang mendidik anggota masyarakat tentang masalah konservasi. Para peneliti yang mempelajari auk dan spesies yang hidup bersamanya dapat memanfaatkan populasi auk yang ditangkap untuk beberapa pekerjaan mereka, selain mengamati populasi di alam liar.