Garam pengawetan adalah jenis garam yang dirancang khusus untuk pengawetan dan pengalengan. Untuk membuatnya paling cocok untuk tujuan penggunaannya, jenis garam ini sangat murni, dan biasanya berbutir sangat halus untuk memastikannya larut dengan mudah. Banyak pasar yang menjual acar garam, meskipun orang-orang di beberapa kota mungkin harus mencarinya sedikit. Dalam keadaan darurat, garam jenis ini dapat diganti dengan garam halal atau garam meja, meskipun garam ini mungkin tidak berfungsi dengan baik.
Biji-bijian Halus
Butiran halus garam acar penting karena membuat garam lebih mudah larut. Ini berarti garam akan didistribusikan secara merata ke seluruh air garam, menciptakan salinitas yang dibutuhkan untuk membuat makanan acar aman untuk disimpan dan dimakan. Tanpa garam berbutir halus, juru masak harus ekstra hati-hati untuk memastikan bahwa semua garam telah larut, yang akan menciptakan suspensi yang merata dalam air garam.
Mencegah Perubahan Warna
Kemurnian garam acar penting dari sudut pandang estetika, tetapi tidak harus dari sudut pandang keamanan pangan. Garam beryodium, seperti garam meja biasa, akan mengubah makanan acar menjadi gelap, yang dapat membuatnya tidak sedap dipandang, dan zat anti-penggumpalan yang digunakan di sebagian besar garam akan mengaburkan air garam. Tak satu pun dari masalah ini berbahaya, tetapi kebanyakan orang tidak suka makan makanan yang berubah warna yang telah dipancing dari air asin yang keruh, jadi juru masak menggunakan garam acar sebagai gantinya.
Penggunaan lainnya
Pengasinan garam tidak hanya harus digunakan untuk pengawetan. Ini juga dapat digunakan seperti garam meja biasa dalam resep, meskipun cenderung kue, jadi orang harus berhati-hati dengan pengawetan garam di sekitar kelembaban. Untuk mencegah penggumpalan pada garam acar yang disimpan, beberapa butir beras dapat ditambahkan ke dalam wadah. Garam berlapis juga dapat dipanggang dalam oven untuk menghilangkan kelembapannya, yang membuatnya mudah untuk memecah garam berlapis.
Pengawetan Brine
Selain garam, acar air garam biasanya mencakup berbagai macam rempah-rempah yang perlahan meresap ke dalam makanan saat diasinkan, memberi rasa pada makanan. Tergantung pada bumbu yang digunakan, makanan yang diasamkan mungkin terasa panas, gurih, atau agak netral. Intensitas rasa garam bervariasi, tergantung pada apakah makanan diasamkan dalam cuka dengan garam sebagai pengawet atau apakah air garam garam saja yang digunakan untuk pengawetan.
Ketika air garam garam saja digunakan, juru masak dapat menggunakan tes tertentu yang disebut tes telur untuk melihat apakah air garamnya cukup kuat. Dalam tes telur, telur dijatuhkan ke dalam air garam. Jika mengapung, air garamnya bagus, tetapi jika tenggelam, air garamnya kurang asin.