Aset kas adalah setiap sumber daya ekonomi yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai. Aset ini sering mempertahankan tingkat likuiditas yang tinggi dan dapat digunakan untuk memastikan kemampuan keuangan perusahaan atau individu untuk melakukan operasi sehari-hari. Aset kas biasanya diklasifikasikan sebagai aset lancar untuk tujuan akuntansi, tetapi sedikit berbeda dalam definisi. Aset lancar biasanya diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam satu siklus operasi, yang biasanya satu tahun. Aset tunai, bagaimanapun, adalah unik untuk aset lancar karena umumnya harus dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu tiga bulan atau kurang.
Aset tersebut mungkin termasuk treasury bill, dana pasar uang, surat berharga dan aset lainnya yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan mudah. Investasi atau simpanan keuangan lainnya yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang juga memenuhi syarat sebagai aset. Aset yang dapat dipertanggungjawabkan secara finansial, tetapi tidak dianggap sebagai aset likuid, termasuk aset tetap dan investasi lainnya dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan. Aset tidak berwujud, seperti paten, merek dagang, dan hak cipta, juga tidak dianggap sebagai aset likuid.
Perusahaan memperhitungkan aset tunai dalam upaya membantu kreditur, investor, dan entitas lain membuat keputusan mengenai perusahaan. Misalnya, perusahaan yang telah mengajukan permohonan dana modal kepada kreditur untuk memasarkan produk baru akan lebih mungkin menerima dana jika neraca perusahaan mencerminkan rasio aset likuid yang lebih tinggi daripada pelamar lainnya. Rasio aset likuid yang lebih tinggi biasanya mencerminkan probabilitas yang lebih tinggi bahwa perusahaan akan mampu membayar utang. Akuntansi untuk aset likuid perusahaan juga memungkinkan manajemen untuk menentukan efek dari keputusan harian mengenai arus kas perusahaan, karena aset dilaporkan di neraca perusahaan.
Aset tunai dapat dihitung untuk individu untuk alasan yang sama seperti perusahaan, meskipun umumnya dihitung dalam skala yang lebih kecil. Akuntansi aset individu dapat dilakukan untuk menentukan probabilitas bahwa dia akan membayar pinjaman yang mungkin dia ajukan. Aset juga dapat dihitung untuk alasan pribadi, seperti tinjauan tahunan portofolio keuangan seseorang. Dalam beberapa kasus, kebutuhan untuk melaporkan aset ini adalah untuk tujuan pajak atau hutang.
Aset likuid seseorang dapat mencakup rekening giro dan tabungannya, obligasi saham, dan deposito jangka pendek. Kriteria untuk menentukan aset tunai biasanya sama dengan perusahaan: aset tersebut harus mudah diubah menjadi uang tunai dalam waktu tiga bulan. Hukum regional dan metode penghitungan aset ini mungkin berbeda. Paling sering, bentuk audit keuangan ini dilakukan oleh seorang profesional, yang biasanya memahami undang-undang setempat dan metode yang diterima.