Asam empedu adalah senyawa yang diproduksi hati untuk membantu pencernaan lemak makanan. Dua contoh umum adalah kenodeoksikolat dan asam kolat. Asam berpindah dari hati ke kantong empedu, yang mengonsentrasikannya sebelum melepaskannya ke usus setelah makan. Tingkat mereka dalam tubuh dapat bervariasi tergantung pada kesehatan dan kapan seseorang terakhir makan, dan dokter mungkin meminta tes untuk memeriksa apakah ada kekhawatiran tentang hati, kantong empedu, atau kesehatan pencernaan pasien.
Hati menggunakan kolesterol sebagai sumber asam empedu, mengolah kolesterol dengan enzim untuk memecahnya menjadi komponen yang dapat digunakan. Setelah sintesis di hati, mereka berjalan ke saluran empedu dan masuk ke kantong empedu, di mana mereka menunggu sampai tubuh membutuhkannya. Ketika orang makan dan makanan mengandung lemak makanan, mereka memberi sinyal pada kantong empedu untuk melepaskan beberapa empedu untuk membantu pencernaan. Asam empedu berjalan melalui usus, dan sebagian besar diserap kembali ke dalam sirkulasi, di mana asam bekerja kembali ke hati untuk didaur ulang.
Selain untuk mengolah lemak makanan, asam empedu juga dapat mengikat bahan limbah di dalam tubuh. Ketika asam empedu ini bergerak melalui saluran pencernaan, bukannya dikembalikan ke sirkulasi, mereka diekspresikan dalam tinja. Senyawa seperti bilirubin bergantung pada metode ini untuk transportasi keluar dari tubuh.
Senyawa ini dapat menyebabkan kerusakan sel jika konsentrasinya terlalu tinggi. Kadar asam empedu yang tinggi akan memicu molekul inhibitor untuk memberitahu hati agar menghentikan produksi sampai tubuh benar-benar membutuhkan lebih banyak. Tubuh bergantung pada umpan balik dari usus, hati, dan kantong empedu untuk menjaga asam empedu pada tingkat yang aman dan wajar. Setiap kesalahan dengan proses ini dapat menyebabkan masalah bagi pasien.
Pasien mungkin memiliki asam empedu yang sangat tinggi atau rendah karena masalah seperti disfungsi hati, masalah dengan vena portal hepatik, atau penyakit kandung empedu. Pengujian dapat memberikan informasi tentang konsentrasi saat puasa dan setelah makan sehingga dokter memiliki gambaran lengkap tentang apa yang terjadi di dalam tubuh pasien. Dokter juga dapat meminta pengujian kadar enzim hati untuk melihat apakah hati pasien berfungsi normal. Jika pasien tampaknya memiliki masalah, pengujian tambahan seperti USG perut dapat memberikan informasi lebih lanjut, seperti wawancara pasien untuk memeriksa gejala seperti sakit perut. Pasien juga dapat memberikan informasi tentang dietnya, yang dapat memberikan petunjuk diagnostik yang berguna.