Arsitektur berkelanjutan adalah arsitektur yang dirancang dengan ramah lingkungan. Tujuan arsitektur berkelanjutan atau “hijau” adalah untuk menciptakan struktur yang indah dan fungsional, tetapi juga berkontribusi pada gaya hidup dan budaya yang berkelanjutan. Ketertarikan pada arsitektur berkelanjutan tumbuh secara radikal di awal abad ke-21 sebagai tanggapan atas kekhawatiran yang berkembang tentang lingkungan, tetapi pada kenyataannya orang telah membangun secara berkelanjutan selama ribuan tahun, karena proyek berkelanjutan seringkali bersifat praktis.
Bangunan yang benar-benar berkelanjutan akan memiliki desain yang menangani sejumlah masalah, termasuk pemanasan dan pendinginan, penggunaan air, kualitas lingkungan, dan penggunaan energi. Arsitek dapat menangani aspek lingkungan dari konstruksi bangunan dalam berbagai cara, yang semuanya dirancang untuk meningkatkan efisiensi tanpa membebani atau mengurangi fungsi bangunan.
Sebagian besar arsitektur berkelanjutan berfokus pada pembangunan secara cerdas. Misalnya, sebuah bangunan mungkin diorientasikan ke selatan di Belahan Bumi Utara sehingga bangunan tersebut akan dihangatkan sepanjang hari oleh matahari, dan sebuah bangunan dapat diisolasi dengan sangat hati-hati untuk meminimalkan kehilangan panas. Sistem perpipaan dapat dirancang untuk menggunakan lebih sedikit air sambil tetap berfungsi normal, dan bangunan mungkin menyertakan pencahayaan cerdas yang mati saat orang tidak ada untuk menghemat energi.
Memasang atap hijau atau dinding hidup adalah contoh lain dari arsitektur berkelanjutan. Proyek-proyek ini meningkatkan efisiensi pemanasan dan pendinginan, membantu membersihkan udara, dan terlihat menarik secara estetika, menjadikannya bermanfaat dari banyak sudut pandang. Tren arsitektur berkelanjutan lainnya termasuk penggunaan energi panas bumi untuk pemanas, air reklamasi untuk menyiram toilet, dan teknik inovatif lainnya yang dirancang untuk mengurangi jejak lingkungan dari sebuah bangunan.
Banyak arsitek membangun secara berkelanjutan untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa itu mungkin, dan untuk mengilustrasikan fakta bahwa menjadi ramah lingkungan tidak harus membuat bangunan menjadi jelek. Padahal, banyak upaya peningkatan efisiensi yang dapat membuat suatu bangunan menjadi lebih menarik dan indah dipandang, serta dapat meningkatkan kualitas hidup pengguna bangunan tersebut. Halaman dengan tanaman, misalnya, bisa menjadi langkah keberlanjutan yang baik, dan juga menciptakan ruang luar yang menyenangkan untuk digunakan orang.
Apa pun mulai dari rumah pribadi hingga gedung perkantoran yang menjulang tinggi dapat dibangun dengan mempertimbangkan cita-cita yang berkelanjutan. Prinsip arsitektur berkelanjutan juga dapat diterapkan pada perkuatan dan renovasi struktur yang ada, karena konversi lebih ramah lingkungan daripada pembongkaran dan pembangunan kembali dalam banyak kasus. Banyak pemerintah memberikan insentif bagi orang-orang yang menangani masalah keberlanjutan dalam proyek konstruksi, yang telah berkontribusi pada kebangkitan arsitektur berkelanjutan di seluruh dunia.