Apa itu Antijamur Topikal?

Antijamur topikal adalah obat yang dioleskan ke kulit untuk membantu membersihkan infeksi jamur. Berbagai jenis antijamur mungkin mengandung bahan aktif yang berbeda, dan banyak di antaranya tersedia tanpa resep dokter. Jenis antijamur ini dianggap cukup aman, dan biasanya hanya ada sedikit efek samping yang dilaporkan.
Antijamur topikal bisa datang dalam berbagai bentuk. Krim antijamur adalah salah satu yang paling umum. Namun, antijamur topikal juga tersedia dalam bentuk semprotan atau gel.

Menggunakan antijamur topikal cukup sederhana. Itu digosokkan ke daerah yang terkena, biasanya dua sampai tiga kali per hari. Jenis antijamur ini juga harus diterapkan pada area di sekitar infeksi.

Untuk mencegah infeksi menyebar ke area lain dari tubuh, perawatan khusus harus dilakukan saat mengoleskan krim antijamur. Misalnya, sarung tangan harus cacing saat mengoleskan krim atau tangan harus dicuci bersih sesudahnya. Juga, ujung wadah tidak boleh menyentuh area yang terinfeksi.

Biasanya diperlukan beberapa minggu pengobatan antijamur topikal untuk menghilangkan ruam jamur. Bahkan setelah ruam hilang, seseorang harus terus mengoleskan jamur topikal ke area tersebut. Ini akan membantu membunuh jamur yang tersisa.

Sebagian besar infeksi jamur, seperti infeksi jamur atau kaki atlet, dapat dibersihkan menggunakan krim antijamur topikal yang dijual bebas. Merek yang berbeda sering mengandung agen antijamur yang berbeda. Jika satu merek tidak membersihkan infeksi, merek lain mungkin.

Jika antijamur topikal yang dijual bebas tidak menghilangkan infeksi jamur, penderita mungkin memerlukan obat yang lebih kuat. Beberapa dokter mungkin meresepkan antijamur topikal dalam kasus ini. Umumnya, antijamur ini akan mengandung konsentrasi obat yang lebih tinggi.

Beberapa antijamur yang umum mungkin termasuk klotrimazol, mikonazol, dan tiokonazol. Antijamur topikal mungkin juga mengandung bahan untuk membantu meringankan gejala tertentu dari infeksi jamur, seperti gatal. Hidrokortison umumnya ditemukan dalam krim antijamur.

Meskipun krim antijamur umumnya dianggap aman, ada kemungkinan pengguna akan menderita efek samping ringan. Rasa terbakar, gatal, dan kemerahan adalah beberapa efek samping antijamur topikal yang paling sering dilaporkan. Seseorang harus berhenti menggunakan krim antijamur dan berkonsultasi dengan dokter jika efek samping ini parah. Perhatian medis juga dianjurkan jika terjadi reaksi alergi. Gejala reaksi alergi mungkin termasuk pengelupasan atau kulit melepuh.