Angiotensinogen adalah prekursor protein dan hormon yang terlibat dalam sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS), yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. Ini diproduksi di hati dan disekresikan ke dalam aliran darah, di mana ia bertindak sebagai substrat untuk enzim renin. Ini adalah serum alpha-2 globulin, yang merupakan jenis protein globular yang ditemukan dalam aliran darah dan biasanya bersifat polar. Tidak seperti protein lain dalam kategori ini, angiotensinogen tidak memiliki efek penghambatan pada enzim lain.
Langkah pertama RAAS terjadi ketika renin, enzim yang diproduksi di ginjal dan disekresikan ke dalam aliran darah, mengikat angiotensinogen dan memotongnya untuk menghasilkan angiotensin I (AI). Meskipun angiotensinogen memiliki lebih dari 450 asam amino, tergantung pada spesiesnya, hanya 12 asam amino pertama pada ujung terminal nitrogen (N-terminal) yang penting dalam jalur tersebut. Hanya 10 yang pertama dikeluarkan oleh renin untuk membentuk AI.
Langkah selanjutnya dalam RAAS terjadi ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) memotong dua asam amino dari ujung karbon terminal (C-terminal) AI untuk membentuk angiotensin II (AII), peptida delapan asam amino. Sementara AI dan angiotensinogen memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada tubuh, AII merangsang rasa haus di otak, meningkatkan tekanan darah dengan menyempitkan pembuluh darah, dan memberi sinyal pelepasan vasopresin dan aldosteron. Vasopresin meningkatkan retensi air di ginjal, sementara aldosteron meningkatkan retensi garam di sana. Keduanya meningkatkan volume cairan dalam aliran darah dan meningkatkan tekanan darah.
AII selanjutnya dipecah untuk membentuk angiotensin III (AIII), peptida tujuh asam amino, dan kemudian angiotensin IV (AIV), peptida enam asam amino, oleh berbagai enzim angiotensinase dalam darah. AIII dan AIV keduanya memiliki efek yang sama dalam tubuh seperti AII, tetapi kurang kuat. Akibatnya, mereka penting dalam pemecahan AII dan penghentian RAAS.
Sebelum dipecah, AII juga memberikan umpan balik positif, meningkatkan produksi angiotensinogen di hati. Hormon dan molekul lain yang meningkatkan produksi termasuk estrogen, hormon yang diproduksi oleh tiroid, dan kortikosteroid plasma. Variasi kadar estrogen dan AII dalam darah juga dapat membuat perubahan tekanan darah yang berfluktuasi dengan siklus menstruasi wanita. Tingkat aldosteron biasanya meningkat selama fase luteal dari siklus, yang dapat memperburuk gejala retensi cairan dan kembung.
RAAS telah menjadi minat utama dalam studi hipertensi. Angiotensinogen adalah molekul prekursor jalur dan substrat renin, sehingga penelitian telah difokuskan sebagai indikator potensial hipertensi. Para ilmuwan telah menemukan hubungan kuat antara hipertensi esensial dan gen angiotensinogen untuk sebagian besar etnis. Namun, orang Cina belum ditemukan mengalami hubungan ini.