Apa itu Angina Mikrovaskular?

Angina mikrovaskular adalah kondisi yang mirip dengan penyakit jantung, yang disebut angina pectoris. Pasien dengan angina mikrovaskular juga mengeluhkan nyeri dada, namun diagnosis awal dokter seringkali adalah penyakit arteri koroner (PJK). Studi pencitraan, seperti angiografi koroner, akan menunjukkan bahwa jantung normal. Sementara angina pektoris dan CAD lainnya disebabkan oleh aliran darah yang tidak memadai melalui arteri koroner, angina mikrovaskular disebabkan oleh aliran yang tidak mencukupi melalui mikrovaskular, atau pembuluh darah kecil, dari jantung. Ini dapat disembuhkan dengan kombinasi yang tepat dari diet sehat, olahraga teratur, dan obat pelebaran pembuluh darah.

Di antara pasien yang mengeluh nyeri dada dan kemudian dievaluasi melalui angiografi koroner, sekitar 20 hingga 30% memiliki angiogram normal. Pada tahun 1988, Cannon dan Epstein menciptakan istilah angina mikrovaskular untuk kombinasi nyeri dada saat beraktivitas dan angiogram yang sepenuhnya normal, dengan atau tanpa perubahan elektrokardiogram (EKG) pada pengujian olahraga. Ini juga dikenal sebagai sindrom jantung X, karena penyebab sebenarnya masih belum diketahui.

Beberapa mekanisme patofisiologis untuk nyeri dada yang parah telah diusulkan. Yang paling penting adalah iskemia miokard, di mana fungsi atau anatomi mikrovaskuler koroner tidak normal. Mungkin ada penurunan kapasitas pembuluh darah untuk melebarkan atau meningkatkan diameternya, yang menyebabkan gangguan suplai darah, serta kekurangan nutrisi dan oksigen pada otot jantung. Mekanisme lain yang diusulkan adalah bahwa otot jantung mengalami gangguan metabolisme, yang menyebabkan penurunan asupan glukosa dan pemanfaatan oleh miokardium. Satu lagi mekanisme yang diusulkan adalah bahwa ada peningkatan sensitivitas reseptor nyeri terhadap rangsangan yang timbul dari jantung.

Meskipun penyebab sebenarnya dari angina mikrovaskular tetap tidak diketahui, beberapa faktor risiko diketahui. Ini termasuk obesitas perut atau timbunan lemak berlebihan di perut, dislipidemia atau lipid darah abnormal, hipertensi, intoleransi glukosa atau resistensi insulin, dan keadaan pro-inflamasi seperti diabetes mellitus. Sindrom jantung X sering dikaitkan dengan resistensi insulin dan obesitas sentral, sehingga kadang-kadang disebut sindrom resistensi insulin. Orang yang termasuk dalam kategori risiko tinggi adalah wanita, lansia, dan mereka yang memiliki anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Ketika seseorang pergi ke dokter dengan keluhan nyeri dada yang parah, angina mikrovaskular biasanya bukan diagnosis awal. Serangkaian tes diperlukan sebelum dokter dapat mengatakan bahwa kondisi pasien bukanlah kejang esofagus, angina pectoris, angina Prinzmetal, atau serangan jantung. Tes yang biasa dilakukan termasuk tes treadmill atau tes elektrokardiografi stres, angiogram koroner, dan terkadang magnetic resonance imaging (MRI) jantung.

Setelah angina mikrovaskular telah didiagnosis, dokter akan meresepkan obat-obatan, seperti dilatiazem dan nifedipine, yang dimaksudkan untuk meredakan nyeri dada dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Alternatif lain termasuk beta-blocker seperti carvedilol dan propranolol, L-arginine, estrogen, dan aminofilin. Banyak faktor risiko angina mikrovaskular dapat dihindari, jadi penting untuk mengatasinya dengan makan makanan yang sehat, melakukan aktivitas fisik sehari-hari, dan mengunjungi dokter secara teratur.