Apa itu Anggrek Natal?

Anggrek Natal adalah nama informal untuk beberapa anggrek berbeda yang mekar selama liburan musim dingin. Beberapa anggrek Natal juga digunakan dalam rangkaian bunga Natal tradisional. Sebagian besar jenis tanaman ini mudah tumbuh tetapi membutuhkan kondisi yang unik untuk mekar selama Natal. Tiga spesies anggrek paling terkenal yang mekar selama Natal termasuk Percivel’s cattleya, winika, dan bintang anggrek Betlehem.

Cattleya percivel, Cattleya percivaliana, adalah spesies anggrek yang berasal dari Venezuela. Anggrek Natal ini memiliki bunga yang mencolok dengan kelopak besar yang mengacak-acak. Lobus bawah yang menonjol dari Cattleya Percivel berkisar dari merah tua di tengah hingga merah muda muda di sepanjang tepinya. Banyak penggemar anggrek mengatakan bahwa bau yang kuat dari bunga-bunga ini dapat dianggap tidak menyenangkan. Spesies ini dapat dibesarkan sebagai anggrek Natal dengan membiarkan tanah menjadi benar-benar kering sebelum menyiramnya lagi selama akhir musim gugur.

Winika, Winika cunninghamii, adalah spesies anggrek epifit yang berasal dari hutan hujan tropis Selandia Baru. Tumbuhan epifit mampu bertahan hidup di tebing dan dahan pohon tanpa membutuhkan jenis tanah apa pun. Bunga pada anggrek Natal ini terdiri dari lima kelopak putih dengan ujung fuscia dan lobus tengah berwarna kuning cerah dan coklat kaya. Ada hibrida anggrek Natal yang tersedia yang disebut Dendrobium Christmas Chime juga.

Anggrek Bintang Bethlehem, Angraecum sesquipedale berasal dari Madagaskar dan terkenal di kalangan pecinta anggrek karena bunga putihnya yang elegan dan batangnya yang sangat panjang. Juga dikenal sebagai anggrek komet, anggrek Natal ini mekar selama musim panas di hutan yang hangat di habitat aslinya. Di Eropa, Amerika Utara dan iklim dingin lainnya, anggrek dibudidayakan untuk mekar di dalam ruangan selama awal musim dingin.

Selain menjadi anggrek Natal, Anggrek Bintang Betlehem juga menjadi pusat cerita terkenal tentang teori ko-evolusi. Selama tahun 1860-an, Charles Darwin mempelajari anggrek dengan cermat untuk menentukan bagaimana ia diserbuki. Dia menyimpulkan bahwa bunga itu hanya bisa berevolusi menjadi bunga yang tidak biasa jika ngengat tertentu berevolusi bersamanya.

Menurut Darwin, ngengat ini membutuhkan belalai, atau pelengkap seperti mulut, yang panjangnya 14 inci (sekitar 35 sentimeter). Ngengat ditemukan 21 tahun kemudian dan rekaman video diambil dari ngengat penyerbukan bunga pada pergantian abad ke-21.