Anemia hipokromik adalah istilah umum untuk jenis anemia yang mengakibatkan sel darah merah tubuh berwarna kurang dari biasanya. Sel-sel lebih pucat karena mereka memiliki lebih sedikit pigmen hemoglobin pembawa oksigen daripada biasanya. Penyebab paling umum dari anemia hipokromik adalah kekurangan zat besi, tetapi juga dapat disebabkan oleh keracunan timbal atau kondisi yang dikenal sebagai talasemia.
Sel darah merah anemia diidentifikasi sebagai hipokromik dengan melihat sampel darah di bawah mikroskop. Analisis sel darah merah (RBC) adalah tes umum untuk diagnosis anemia, dan tes darah tersebut umumnya terdiri dari tiga bagian spesifik. Ini adalah tes mean corpuscular volume (MCV), yang mengukur ukuran rata-rata sel darah merah; tes hemoglobin sel darah rata-rata (MCH), yang mengukur jumlah hemoglobin per sel darah merah; dan tes konsentrasi hemoglobin sel darah rata-rata (MCHC), yang mengukur jumlah hemoglobin relatif terhadap ukuran sel darah merah rata-rata.
Sel hipokromik memiliki kurang dari 27 pikogram hemoglobin per sel. Selain hipokromik, sel anemia juga bisa menjadi mikrositik, yang berarti sel lebih kecil dari biasanya. Sementara sel hipokromik lebih pucat dari biasanya, sel hiperkromik memiliki warna lebih tinggi dari biasanya bila dilihat melalui mikroskop dan sel normokromik berada dalam batas warna normal.
Seorang pasien menjadi kekurangan zat besi dan sel darah merahnya menjadi hipokromik dalam salah satu dari empat cara. Dia mungkin tidak mengambil cukup zat besi dari makanannya, dia mungkin tidak dapat menyerap zat besi makanan secara efisien, dia mungkin kehilangan darah, atau dia mungkin hamil dan janinnya mengambil terlalu banyak zat besi dari simpanannya sendiri. Dia bisa kehilangan darah melalui periode berat atau melalui perdarahan gastrointestinal kronis. Kehilangan darah mendadak bukan merupakan penyebab anemia hipokromik, karena sel darah merah pasien yang mengalami kehilangan darah mendadak berwarna normal.
Seorang pasien dengan anemia hipokromik yang disebabkan oleh kekurangan zat besi mungkin menderita kelelahan, kulit pucat, kelemahan, pusing, sesak napas, sakit kepala, kuku rapuh, detak jantung tidak teratur atau mungkin lebih mudah marah dari biasanya. Dia mungkin memiliki nafsu makan yang buruk dan mengidam barang-barang non-makanan seperti kotoran atau es. Dia mungkin juga menderita perasaan kesemutan yang tidak biasa di kakinya yang dikenal sebagai sindrom kaki gelisah.
Pasien thalassemia juga dapat memiliki sel darah merah hipokromik. Thalassemia merupakan penyakit keturunan yang menyebabkan penderitanya membuat bentuk pigmen hemoglobin yang tidak normal. Hemoglobin abnormal menyebabkan penghancuran beberapa sel darah merah dan menyebabkan hipokromia di bawah mikroskop.