Ketika berbicara tentang keamanan komputer, istilah algoritme digunakan secara berbeda dari dalam matematika, misalnya, yang mengacu pada metodologi sistematis untuk pemecahan masalah dalam konteks tertentu. Dalam keamanan komputer, ini mengacu pada algoritma kriptografi, yang merupakan urutan prosedur atau aturan yang harus diikuti dalam mengenkripsi pesan. Algoritma bisa lebih sederhana atau lebih kompleks, dan algoritma yang lebih kompleks lebih sulit untuk dipecahkan. AES adalah singkatan dari Advanced Encryption Standard, dan algoritma AES adalah nama lain dari algoritma Rijndael, yang dipilih untuk digunakan dalam standar AES.
Algoritma Rijndael terpilih dalam kompetisi internasional untuk diikutsertakan dalam AES. Ketika tiba saatnya untuk berpikir tentang mengganti Data Encryption Standard (DES) — yang hanya memiliki panjang kunci 55-bit dan dianggap lambat serta membebani prosesor — National Institute of Standards and Technology (NIST) mengundang kriptografer untuk menghasilkan algoritme lanjutan yang menjadi dasar AES, yaitu, untuk mengembangkan algoritme AES. Undangan dibuat pada tahun 1997, dan 21 pengajuan yang dikembangkan oleh tim dari 11 negara dipertimbangkan. Pada tahun 2000, algoritma Rijndael dipilih menjadi algoritma AES, itulah sebabnya AES kadang-kadang disebut sebagai algoritma AES (Rijndael).
Rijndael — diucapkan secara beragam sebagai /RAIN dahl/ atau /RINE dahl/ — dinamai dengan menggabungkan bagian dari nama dua pengembang, Joan Daemen dan Vincent Rijmen. Algoritma ini didasarkan pada algoritma sebelumnya yang mereka kembangkan bersama yang disebut Square. Algoritma AES baru adalah algoritma blok, dengan data diproses dalam blok 128-bit. Tetapi sementara kunci untuk DES hanya 56 bit, kunci untuk Rijndael bisa menjadi 128, 192, atau 256 bit. Namun demikian, ada beberapa kekhawatiran tentang seberapa aman algoritme baru, dan ada upaya berkelanjutan untuk memecahkannya.
Algoritma AES dipilih oleh Pemerintah Amerika Serikat untuk dokumen sensitif yang tidak terklasifikasi pada tahun 2000. Pada tahun 2003, AES diadopsi oleh konsorsium New European Schemes for Signatures, Integrity, and Encryption (NESSIE). Juga pada tahun 2003, Badan Keamanan Nasional (NSA) memutuskan untuk menggunakan kunci bit tertinggi AES untuk dokumen rahasia. Internet Key Exchange (IKE) juga menggunakan algoritma AES untuk mengirimkan kunci rahasia ke penerima untuk dekripsi pesan. AES juga digunakan dalam Internet Protocol Security (IPSec), protokol keamanan untuk otentikasi dan enkripsi di web.