Kitab Suci berisi banyak alegori. Ini adalah dongeng kecil yang dimaksudkan untuk memberikan pelajaran penting. Karakter dan situasi dalam cerita dengan demikian melambangkan prinsip-prinsip umum seperti godaan, pembebasan, dan kepercayaan spiritual. Contoh alegori alkitabiah termasuk dua perjanjian dan kisah orang miskin Nathan. Beberapa individu juga memberikan nilai alegoris pada simbol tunggal seperti domba dan roti dan anggur dalam praktik Komuni.
Alegori ditemukan dalam banyak mode ekspresi artistik, terutama dalam sastra. Dalam beberapa kasus, seluruh novel dapat berfungsi sebagai alegori. Jenis cerita fiksi ini dapat dilihat sebagai metafora yang berkepanjangan, yang menggunakan objek dan makhluk literal untuk membandingkan dengan ide atau tema figuratif. Paling sering, alegori sebagai perangkat sastra memiliki nada politik, sosial, atau agama. Misalnya, novel Animal Farm karya George Orwell — di mana hewan mengambil kendali atas lahan pertanian — dipandang oleh banyak orang sebagai kritik terselubung terhadap Komunisme Soviet.
Berbagai individu dalam Alkitab menggunakan alegori sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai rohani. Rasul Paulus, misalnya, menyebut kisah Abraham dan kedua putranya sebagai sebuah alegori. Karena salah satu putra Abraham lahir dari seorang budak dan yang lainnya dari seorang wanita merdeka, kedua putra ini dianggap mewakili dua perjanjian — atau kesepakatan — yang dibuat Allah untuk Israel: perbudakan dan pembebasan. Dalam beberapa interpretasi, perjanjian lama akan diwakili melalui putra budak wanita itu. Anak laki-laki yang lahir bebas dengan demikian akan mewakili perjanjian baru, yang mungkin dilihat orang Kristen sebagai kedatangan Yesus Kristus dan individu-individu dari iman Yahudi mungkin memandang sebagai kedatangan Mesias di masa depan.
Alegori alkitabiah lainnya adalah yang digunakan untuk membuat Raja Daud menyadari dosanya. Seorang abdi Allah bernama Nathan mengunjungi raja dan menceritakan sebuah kisah tentang seorang pria kaya dengan banyak hewan yang mengambil satu-satunya anak domba dari seorang pria kelas bawah dan menggunakannya sebagai hidangan makan malam. Sebagian karena kisah ini, David bertobat karena dia juga telah mengambil sesuatu yang berharga dan dicintai dari seorang pria yang lebih miskin: Batsyeba, istri Uria.
Para sarjana telah mempelajari secara ekstensif setiap bagian dari Alkitab, dan banyak yang mencari alegori alkitabiah bahkan dalam gambaran yang sederhana. Yesus Kristus menyebut dirinya sebagai roti hidup dalam Perjanjian Baru di Alkitab, yang merupakan simbol yang dibawa oleh banyak umat beriman ke zaman modern saat Komuni. Selama upacara ini, orang percaya mengkonsumsi roti dan anggur, yang melambangkan tubuh dan darah Kristus. Demikian pula, seekor anak domba telah datang untuk mewakili pembaruan rohani sebagai alegori alkitabiah bagi banyak orang, karena anak-anak domba yang dikorbankan selama wabah Mesir.
Sementara beberapa cerita dalam Kitab Suci jelas bersifat simbolis, tetap ada pembagian mengenai interpretasi literal versus simbolis dari bagian-bagian lain. Sebagai contoh, beberapa melihat cerita seperti Nuh membangun bahtera setelah banjir di seluruh dunia dan Yunus yang dikonsumsi oleh ikan paus sebagai peristiwa yang sebenarnya. Yang lain percaya ini adalah alegori fiksi yang dimaksudkan untuk menyoroti tema-tema seperti kebajikan spiritual dan penjara spiritual. Beberapa individu bahkan melihat seluruh Alkitab sebagai alegori untuk perjalanan spiritual seseorang dari kegelapan menuju keselamatan.