Akuisisi kosakata menyangkut bagaimana orang memperluas jumlah kata yang mereka pahami saat mempelajari bahasa baru. Ini termasuk penguasaan bahasa pertama dan kedua. Kosakata mengacu pada kata dan dibagi menjadi dua jenis: kata fungsional yang berperan dalam tata bahasa dan kata leksikal yang memberikan informasi. Perluasan leksikon mental terkait dengan, tetapi bukan bagian dari, penguasaan tata bahasa dan sintaksis.
Perolehan kosakata seorang anak jatuh ke dalam perdebatan panjang tentang alam dan pengasuhan. Teori alam berarti anak dilahirkan dengan alat linguistik tertentu, sedangkan pengasuhan menegaskan bahwa semua alat tersebut diturunkan dari orang-orang di sekitar anak saat ia tumbuh dewasa. Noam Chomsky percaya bahwa anak-anak diberikan sintaks dan alat struktur dasar sebelum mereka lahir dan menggunakan alat ini untuk memahami kata-kata yang mereka pelajari dari lingkungan mereka.
Ahli bahasa sepakat bahwa penguasaan kosakata adalah 100 persen pengasuhan. Jika alam memberi anak-anak kosakata bawaan, maka anak itu akan berbicara dalam bahasa orang tuanya atau semua anak akan diprogram sebelumnya dengan bahasa proto yang sama. Ini jelas tidak terjadi, jadi studi tentang penguasaan kosakata fokus pada bagaimana anak-anak belajar kata-kata.
Kosa kata dibagi menjadi empat jenis dasar: kosa kata mendengarkan, kosa kata berbicara, kosa kata menulis dan kosa kata membaca. Setiap jenis memiliki konvensi dan kata-katanya sendiri. Seorang anak biasanya belajar mendengarkan kosakata terlebih dahulu, kemudian berbicara, membaca dan akhirnya menulis. Jumlah kata yang dipahami seorang anak meningkat seiring dengan pertumbuhannya dan belajar atau mengalami hal-hal baru. Kosakata yang lebih khusus berkembang di masa dewasa melalui studi dan hobi.
Adalah penting bahwa sebuah kata dipahami sebelum digunakan. Ini penting untuk pelajar bahasa pertama dan kedua. Ini termasuk belajar bagaimana mengucapkan kata yang pertama kali ditemui tertulis dan bagaimana mengeja kata yang pertama kali ditemui melalui pendengaran. Kesalahan pada keduanya menyebabkan pengucapan ejaan dan pengucapan ejaan.
Belajar bahasa kedua mencoba untuk membuat kosakata paralel dengan bahasa pertama. Pada abad ke-19 dan di banyak bagian dunia saat ini, tata bahasa dan struktur sangat penting dalam mempelajari bahasa baru. Pentingnya penguasaan kosakata baru belakangan ini diakui. Batu sandungan lain dalam penguasaan kosakata bahasa kedua adalah bahasa pertama. Ini tidak hanya menyebabkan kebingungan dalam struktur, tetapi juga dapat menyebabkan kebingungan dalam kosakata.
Mengetahui kata-kata dalam bahasa pertama atau kedua sangat penting. Dalam bahasa pertama, ini memungkinkan integrasi sosial dan ekspresi diri yang lebih besar. Ini juga memberikan interpretasi yang menguntungkan tentang status seseorang. Dalam bahasa kedua, pembicara akan dapat mengomunikasikan ide-ide dasar melalui kosa kata meskipun orang tersebut tidak mengerti bagaimana membuat kalimat yang benar secara tata bahasa.