Afasia Broca, juga dikenal sebagai afasia ekspresif, adalah bentuk gangguan bicara di mana seseorang tidak dapat membentuk kalimat lengkap dan artikulasi dengan benar. Kondisi ini biasanya terjadi setelah stroke atau beberapa bentuk cedera pada daerah di bagian anterior otak yang dikenal sebagai area Broca. Afasia Broca biasanya tidak memengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami apa yang dikatakan orang lain, tetapi sebaliknya memengaruhi kemampuan orang tersebut untuk menempatkan pikirannya sendiri ke dalam kata-kata yang benar dan menempatkan kata-kata itu dalam urutan yang benar.
Penyebab paling umum dari afasia Broca adalah stroke, di mana aliran oksigen yang teratur terputus ke sebagian otak. Sementara bentuk afasia ekspresif ini dapat terjadi ketika stroke mempengaruhi bagian otak yang berbeda, biasanya disebabkan oleh stroke di atau sekitar area Broca. Penting untuk dicatat bahwa afasia Broca bukanlah gangguan otot. Kondisi ini bukan disebabkan oleh ketidakmampuan seseorang untuk mengontrol mulutnya atau otot-otot wajah.
Afasia Broca adalah gangguan neurologis. Orang yang menderita afasia jenis ini dapat membentuk kata-kata dan kalimat dengan baik; dia sama sekali tidak mampu menempatkan pikiran di kepalanya ke dalam urutan yang tepat untuk mengekspresikannya dengan benar. Faktanya, berkali-kali seseorang akan dapat mengulang frasa atau lagu yang dihafal dengan sempurna, tetapi tidak dapat mengulangi baris lagu dalam konteks non-musik.
Biasanya, seseorang yang menderita afasia Broca tidak dapat menggunakan infleksi dengan benar dalam pidatonya. Seseorang yang menderita bentuk afasia ini juga akan sering mengalami kesulitan dengan struktur kalimat yang mengubah urutan kata seperti pertanyaan “wh” dalam bahasa Inggris, yang membutuhkan gerakan subjek dalam kalimat untuk membentuk dengan benar. Kata-kata fungsi, yang dapat mencakup kata kerja bantu, preposisi, kata ganti, dan konjungsi, sering kali tidak ada dalam kalimat, meninggalkan kata-kata yang tersisa terputus-putus dan terkadang tanpa makna penuh.
Untungnya bagi penderita afasia Broca yang disebabkan oleh stroke, biasanya ada kemungkinan pemulihan yang layak. Sebagian besar pemulihan oleh seseorang yang menderita kondisi tersebut akan terjadi dalam tahun pertama setelah stroke atau cedera yang menyebabkan gangguan tersebut. Selama waktu ini, sejumlah tertentu kemampuan berbicara dapat diperoleh kembali melalui berbagai perawatan. Tidak ada pengobatan tunggal yang terbukti lebih unggul dan jenis terapi yang diterapkan biasanya tergantung pada individu yang menderita kondisi tersebut. Penting untuk dicatat, bagaimanapun, bahwa depresi, kecemasan, dan penarikan sosial semuanya telah terbukti memiliki dampak negatif pada pemulihan pasien dan siapa pun dengan kondisi tersebut harus didorong untuk melanjutkan kehidupan sehari-harinya seefektif mungkin.