Romantisme dan alam terhubung karena para seniman dan filsuf pada periode romantis menekankan kemuliaan dan keindahan alam, dan kekuatan alam. Beberapa ahli romantisme percaya bahwa kaum romantisis memperlakukan alam dengan cara yang hampir religius. Alasan berkembangnya hubungan yang kuat antara alam dan romantisme ini termasuk Revolusi Industri, yang menyebabkan banyak orang meninggalkan daerah pedesaan dan tinggal di kota, terpisah dari alam. Selain itu, selama abad ke-18 dan 19 ketika romantisme populer, sebagian besar wilayah Eropa dan Amerika Utara telah dijinakkan, sehingga secara umum menjadi jauh lebih aman bagi orang-orang untuk bepergian ke daerah-daerah ini dan mengamati keajaiban alam mereka. Hubungan antara romantisme dan alam mungkin juga meningkat sebagian sebagai reaksi terhadap penekanan ilmiah filsafat pencerahan, dan terhadap norma-norma budaya pada periode itu.
Banyak seniman, penulis, dan filsuf romantisis percaya pada alam sebagai sumber emosi dan ide yang sehat. Sebaliknya, dunia urban dan industri yang sedang berkembang sering digambarkan sebagai sumber emosi, moral, dan pikiran yang tidak sehat. Romantisis seperti Henry David Thoreau percaya bahwa manusia dimaksudkan untuk hidup di dunia alam, bukan dunia perkotaan. Hubungan antara Romantisisme dan alam sebagian besar terbentuk dengan konsep inti ini bahwa diri sejati manusia dapat ditemukan di hutan belantara, bukan di kota.
Keterkaitan antara romantisme dan alam diperkuat dengan idealisasi budaya dan adat istiadat rakyat. Improvisasi dan spontanitas dalam seni, musik, dan sastra menjadi lebih dapat diterima secara luas. Banyak karya periode romantis menekankan kesatuan umat manusia dengan alam, yang bertentangan dengan banyak sekolah seni dan filsafat sebelumnya. Aliran pemikiran awal ini biasanya menganggap umat manusia terpisah dari dan sering kali menyendiri dari dunia alam. Sementara romantisme meningkatkan hubungan dengan alam ke tingkat yang hampir religius, memberikannya atribut yang membangun dan diinginkan secara moral, aliran pemikiran filosofis sebelumnya sering menganggap kualitas dasar dan jahat berasal dari dunia alam.
Penulis dan seniman pada periode romantis biasanya sangat bergantung pada citra alami dalam karya mereka. Seniman dan penulis ini menggunakan adegan dan gambar dari alam untuk memicu imajinasi audiens mereka. Pekerjaan periode romantis sering mengandung petunjuk introspeksi dan pencarian diri atau identitas. Romantisme umumnya sangat menekankan pada emosi yang diilhami oleh keindahan alam.