Hubungan antara logika dan filsafat telah diperdebatkan oleh ahli logika dan filsuf sejak kedua subjek pertama kali diidentifikasi. Beberapa orang percaya bahwa logika adalah sejenis filsafat, sementara yang lain percaya bahwa logika adalah alat yang digunakan dalam filsafat. Ini adalah pertanyaan bermasalah, karena banyak orang mendapat kesan bahwa logika menyediakan akses ke kebenaran objektif. Logika sering diterapkan di luar filsafat, tetapi apakah itu dianggap filsafat di bidang lain ini sebagian besar merupakan masalah pendapat.
Untuk memahami hubungan antara logika dan filsafat, penting untuk terlebih dahulu memahami apa yang diperlukan setiap studi. Logika adalah studi tentang penalaran, sedangkan filsafat lebih baik dicirikan sebagai studi tentang masalah umum. Kedua disiplin ini melibatkan penggunaan penalaran, tetapi aturan penalaran dalam logika terkadang independen dari aturan penalaran dalam filsafat. Demikian juga, sedangkan logika sering memiliki bentuk khusus mengenai kesimpulan yang valid dan tidak, filsafat lebih terbuka.
Mengingat perbedaan-perbedaan ini, hubungan antara filsafat dan logika tampaknya akan menjadi salah satu ketergantungan. Filsafat bergantung pada logika agar klaimnya benar, tetapi tidak bergantung pada sistem logika tertentu secara khusus. Tanpa penalaran, tidak mungkin ada solusi yang valid untuk masalah yang dihadapi oleh filsafat.
Meski begitu, bisa dikatakan bahwa hubungan antara logika dan filsafat sebenarnya adalah kebalikannya. Sistem logis dapat dikatakan bergantung pada solusi filosofis, karena logika telah dipahami dalam banyak cara yang berbeda. Pemahaman tentang hubungan ini mungkin kurang umum tetapi tidak kalah benarnya. Pada hakikatnya, ilmu yang dikenal dengan logika merupakan solusi filosofis terhadap masalah penalaran.
Hal ini juga memungkinkan untuk memahami hubungan antara logika dan filsafat dalam pengertian sejarah, melihat banyak filsuf yang telah merenungkan masalah ini. Aristoteles, Kant, dan Hegel semuanya menganggap logika pada zamannya. Dalam hal ini, filsafat berhubungan dengan logika melalui kedekatan sejarah, dan kedua ilmu tersebut saling mempengaruhi.
Baik logika maupun filosofi adalah latihan dalam pemikiran, dan keduanya bergantung pada penalaran individu untuk kesuksesan mereka. Sementara logika biasanya tidak memperhatikan makna kesimpulannya, filsafat berusaha memecahkan masalah menggunakan proses logis. Ini mungkin perbedaan terbesar antara logika dan filsafat: Sementara logika melihat prosesnya, filsafat menginginkan kesimpulannya. Meski begitu, kedua disiplin ilmu ini sangat terkait dan tidak dapat dipisahkan dengan mudah.