Apa Hubungan Lendir Serviks dan Menstruasi?

Lendir serviks adalah keluarnya cairan dari serviks—pembukaan rahim—dan menstruasi adalah keluarnya darah secara teratur setiap bulan. Lendir serviks dan menstruasi terhubung sebagai elemen dari siklus menstruasi bulanan wanita. Lendir atau cairan serviks berubah warna, tekstur, dan kuantitasnya saat wanita bergerak melalui berbagai fase siklus menstruasi. Sedikit, cairan lengket sering menandai periode tidak subur, seperti hari-hari langsung setelah perdarahan menstruasi. Lendir umumnya menjadi banyak, melar, atau licin saat wanita mendekati ovulasi. Setelah masa subur berlalu, lendir serviks mulai mengering lagi, dan wanita tersebut memulai menstruasi bulanannya.

Lendir serviks dan menstruasi hanyalah dua aspek dari siklus bulanan wanita. Siklus khas juga mencakup perubahan pada serviks serta perubahan suhu tubuh. Ketika seorang wanita berada di awal siklusnya, serviks berada di bagian bawah vagina, agak keras, dan cukup terbuka untuk memungkinkan aliran darah menstruasi. Setelah pendarahan berhenti, serviks menutup dan terus menjadi rendah dan keras. Saat wanita mendekati ovulasi, serviks naik, melunak, dan terbuka. Selain itu, seorang wanita yang mengukur suhu tubuhnya setiap hari mungkin melihat peningkatan suhu yang sangat sedikit pada hari-hari segera setelah ovulasi.

Banyak wanita memilih untuk mengamati perubahan lendir serviks dan menstruasi, dan mencatatnya dalam grafik mingguan atau bulanan. Memetakan kesuburan dengan cara ini dapat membantu seorang wanita memprediksi ovulasi atau tanggal menstruasinya akan dimulai. Ini juga dapat membantu pasangan mencapai atau menghindari kehamilan. Dengan mencatat suhu tubuhnya dan membandingkannya dengan lendir serviks dan posisi serviks, seorang wanita dapat menjadi lebih akrab dengan siklus bulanannya. Seorang wanita dapat memetakan siklusnya dengan pena dan kertas biasa, atau melalui salah satu dari berbagai program perangkat lunak kesuburan yang tersedia untuk dibeli atau diunduh.

Lendir serviks dan grafik menstruasi juga dapat dilengkapi dengan penggunaan monitor kesuburan. Ada banyak jenis prediktor ovulasi, termasuk tes toko obat sederhana, mikroskop genggam, dan sistem komputerisasi. Kit yang berbeda ini mengukur elemen fisik air liur atau urin untuk memprediksi ovulasi. Seorang wanita yang menggunakan monitor dalam hubungannya dengan metode charting tradisional dapat menggabungkan hasil tesnya dengan perubahan pada serviks dan cairannya untuk menentukan di mana dia berada dalam siklus menstruasi bulanannya. Dengan menggunakan metode ini, dia dapat lebih memahami tubuhnya serta hubungan antara lendir serviks dan menstruasi.