Hubungan antara epistemologi dan metafisika adalah bahwa epistemologi membenarkan apa yang sebaliknya akan menjadi pengetahuan yang “tidak dapat diperbaiki”, memindahkan konsep menjadi kenyataan. Tanpa epistemologi, tidak ada apa pun dalam studi metafisik yang memiliki otoritas atau bobot apa pun. Ini penting karena keyakinan atau konsep metafisik tidak dapat bergantung pada metode ilmiah tradisional untuk dibuktikan kebenarannya.
Untuk memahami hubungan antara epistemologi dan metafisika, seorang individu harus memahami apa masing-masing subjek. Metafisika adalah studi tentang semua hal yang tidak ada di alam fisik — studi fisik ditangani melalui ilmu-ilmu sejati. Ini adalah filosofi yang menyelidiki mengapa sesuatu ada. Ini menggunakan konsep untuk menjelaskan realitas yang dialami orang.
Epistemologi dan metafisika serupa karena keduanya adalah cabang filsafat, tetapi sebagai bidang, epistemologi berkonsentrasi pada pengetahuan, melihat apa yang membuat pengetahuan benar atau dibenarkan. Dengan kata lain, epistemologi berusaha menjawab bagaimana seseorang dapat membuktikan bahwa apa yang dia yakini, mengidentifikasi elemen-elemen yang membuat informasi menjadi bagian dari seperangkat realitas. Ini juga berfokus pada karakteristik, sumber, dan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki orang.
Seseorang tidak dapat menggunakan metode ilmiah tradisional untuk membuktikan kepercayaan metafisik. Bahkan, konsep metafisika terkadang secara langsung bertentangan dengan sains. Misalnya, seorang individu tidak dapat melakukan tes untuk melihat apakah dewa itu ada atau apakah proses kreatif sedang terjadi. Dengan demikian, ahli metafisika harus memberikan bukti lain bahwa apa yang mereka alami adalah kenyataan. Mereka harus menggunakan epistemologi untuk menjelaskan mengapa konsep mereka dapat dipandang sebagai mutlak, menghasilkan rasionalisasi untuk setiap keyakinan metafisik.
Memahami bahwa ahli metafisika tidak dapat sepenuhnya bergantung pada sains, epistemologi sangat penting untuk penerimaan metafisika. Dalam komunitas ilmiah, semakin banyak bukti — yaitu, data — yang dimiliki seseorang untuk mendukung hipotesis atau gagasan, semakin banyak orang melihat gagasan atau hipotesis itu dibenarkan. Dengan cara yang sama, ketika seorang ahli metafisika menghasilkan banyak bukti terhadap konsepnya, semakin besar bobot konsep tersebut dan semakin bermakna konsepnya. Orang-orang datang untuk melihat gagasan metafisik sebagai sangat mungkin benar atau sebagai kenyataan dan tidak mengabaikannya dengan mudah.
Ketika dihubungkan dengan benar, epistemologi dan metafisika menjelaskan tidak hanya kebenaran non-ilmiah yang dipegang orang, tetapi juga bagaimana kebenaran itu muncul dan bagaimana mereka membentuk realitas. Mereka juga memungkinkan individu untuk menaruh kepercayaan pada hal-hal yang tidak dapat dijelaskan oleh komunitas ilmiah. Ini memberi individu pemahaman yang lebih luas tentang dunia, bagaimana segala sesuatu berfungsi dan apa yang mungkin terjadi.