Teori makroekonomi adalah studi tentang berbagai faktor ekonomi yang mencakup informasi tentang indikator agregat. Faktor-faktor ini biasanya mencakup kebijakan fiskal atau moneter pemerintah, yang dapat mencakup informasi tentang jumlah uang beredar dan tingkat bunga yang mendorong likuiditas pasar. Jumlah uang beredar mengacu pada berapa banyak modal yang ada di pasar yang dapat digunakan individu atau bisnis untuk terlibat dalam transaksi keuangan. Suku bunga adalah “biaya” yang terkait dengan pinjaman, baik kepada konsumen atau antar bank komersial. Di sebagian besar ekonomi, bank sentral atau lembaga pemerintah bertanggung jawab untuk mengawasi keduanya dan menyesuaikan kebijakan yang diperlukan.
Bank komersial memainkan peran integral dalam sistem perbankan ekonomi. Mereka adalah lembaga utama yang bertanggung jawab untuk menerima simpanan nasabah, memberikan pinjaman kepada individu dan bisnis, dan menyediakan layanan keuangan penting lainnya. Bank komersial biasanya beroperasi di bawah sistem cadangan fraksional di mana bank sentral akan menetapkan persentase cadangan untuk mereka. Persentase cadangan ini adalah jumlah uang tunai aktual yang harus dimiliki bank di pundi-pundinya setiap saat. Misalnya, jika bank sentral menetapkan persentase cadangan sebesar 5% dan bank memiliki simpanan nasabah sebesar $1 juta Dolar AS (USD), bank hanya perlu menyimpan $50,000 USD dalam fasilitasnya (0.05 x 1,000,000).
Perbankan cadangan fraksional mempengaruhi jumlah uang beredar karena bank sentral dapat meningkatkan persediaan uang dengan menurunkan persentase cadangan, katakanlah menjadi 4%. Hal ini memungkinkan individu dan bisnis untuk meningkatkan transaksi keuangan mereka. Meningkatkan persentase cadangan akan memiliki efek sebaliknya, mengeluarkan uang dari perekonomian dan memperketat jumlah uang beredar.
Untuk paruh kedua teori jumlah uang beredar dan tingkat bunga, bank sentral biasanya menetapkan satu atau dua tingkat bunga yang berbeda dalam suatu perekonomian. Yang pertama dikenal sebagai tingkat bunga target, dan bank saling membebankan tingkat ini ketika memberikan pinjaman di antara mereka sendiri dan bank sentral. Secara teori, target suku bunga yang lebih tinggi berarti bahwa bank harus membayar lebih banyak uang untuk pinjaman mereka, mengurangi jumlah uang beredar yang tersedia untuk konsumen.
Bank sentral juga dapat mempengaruhi suku bunga konsumen, yaitu jumlah yang akan dibebankan bank kepada individu dan bisnis untuk pinjaman. Ketika konsumen harus membayar lebih banyak uang dari tingkat bunga yang lebih tinggi, itu akan mengurangi jumlah uang beredar dan menciptakan pasar ekonomi yang lebih ketat. Menaikkan suku bunga juga merupakan cara umum bagi bank sentral untuk mengekang inflasi dalam suatu perekonomian.