Apa Hubungan antara Retorika dan Stereotip?

Hubungan antara retorika dan stereotip adalah bahwa perangkat dan teknik retoris dapat digunakan untuk menegakkan stereotip. Orang-orang yang menggunakan retorika dengan cara ini umumnya memiliki motif tersembunyi, di mana mereka memaksakan stereotip untuk meyakinkan pendengar atau pembaca tentang sudut pandang tertentu untuk beberapa keuntungan pribadi. Ini mungkin dilakukan oleh politisi yang menjelek-jelekkan sekelompok imigran tertentu untuk melobi dukungan dari publik, atau oleh mereka yang ide-idenya tampaknya bertentangan secara diametris, seperti orang-orang agama fundamentalis dan ilmuwan. Pathos adalah area retorika yang paling sering digunakan untuk memperkuat stereotip, tetapi logo dan etos juga dapat digunakan pada kesempatan tertentu.

Retorika dan stereotip terkait karena orang yang ingin menegakkan stereotip sering ingin meyakinkan orang lain tentang sudut pandang mereka. Misalnya, seorang politisi mungkin ingin memanfaatkan ketidakpuasan publik dengan menyalahkan masalah-masalah negara pada imigrasi. Retorika dapat digunakan dalam kasus ini untuk melabeli semua imigran sebagai “penguras kemandirian ekonomi dan budaya kita,” atau dengan menggunakan metafora untuk menggambarkan mereka sebagai “lintah” atau makhluk parasit lainnya. Bahasa yang bermuatan emosi ini dapat meyakinkan pendengar atau pembaca untuk membuat stereotip semua imigran sebagai penguras ekonomi, terlepas dari apakah kepercayaan seperti itu didukung oleh bukti atau tidak.

Alat khusus yang digunakan yang menghubungkan retorika dan stereotip disebut perangkat retoris. Ini adalah metode yang ditetapkan untuk menggunakan bahasa dengan cara yang persuasif, seperti metafora “lintah.” Perangkat retoris lainnya termasuk “downplayers” dan hiperbola. Downplayer dapat digunakan untuk mengurangi pentingnya sesuatu, dengan penggunaan kata seperti “hanya” atau “yang disebut”. Hiperbola dilebih-lebihkan, dan digunakan untuk membuat pernyataan berlebihan seperti “orang-orang dari ras X adalah pembohong dan pencuri bawaan.”

Sebagian besar perangkat retorika yang digunakan ketika orang menggabungkan retorika dan stereotip berada di bawah judul pathos. Pathos berarti daya tarik emosi, dan merupakan salah satu dari tiga bidang utama retorika, bersama dengan logika dan citra publik seseorang. Orang menggunakan pathos untuk menghasilkan reaksi emosional terhadap suatu masalah, seperti kebencian terhadap ras, kelompok, atau kebangsaan tertentu. Misalnya, seseorang mungkin mengatakan bahwa “politisi adalah musang; berbohong dan menipu jalan mereka menuju kekuasaan” untuk meyakinkan pemilih bahwa semua politisi tidak dapat dipercaya. Sekali lagi, tidak ada informasi yang solid yang digunakan dalam pernyataan ini, hanya metafora dengan konotasi yang tidak menyenangkan.

Retorika adalah seni argumentasi dan persuasi, dan dapat digunakan untuk meyakinkan siapa pun tentang apa pun. Inilah sebabnya mengapa retorika dan stereotip terkait, karena seni dapat digunakan untuk tujuan apa pun. Studi tentang retorika telah digunakan sejak zaman Yunani kuno. Pidato dan iklan politik biasanya dibanjiri dengan retorika, karena memiliki kebutuhan khusus untuk meyakinkan pendengar tentang sesuatu.