Ada beberapa bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa resveratrol dan estrogen agak terkait dan mungkin memiliki efek yang tidak diinginkan pada beberapa individu. Resveratrol diketahui mengandung senyawa yang berhubungan langsung dengan estrogen sintetik yang dapat berikatan dengan reseptor estrogen pada sel dan mengaktifkan ekspresi estrogen. Karena sel kanker dapat menggunakan estrogen untuk membantu dalam proliferasi, atau penggandaannya, di dalam tubuh, penggunaannya diperingatkan pada beberapa orang. Antioksidan yang ditemukan dalam resveratrol dikatakan anti jamur, anti bakteri dan anti karsinogenik, namun penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan jumlah pasti antioksidan yang siap diserap oleh tubuh untuk mendapatkan manfaat.
Resveratrol adalah bahan kimia yang ditemukan dalam makanan seperti anggur, beri dan anggur merah, dan dikatakan sebagai antioksidan kuat yang membantu melawan radikal bebas di dalam tubuh. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa resveratrol dan produksi estrogen terhubung karena resveratrol mengandung senyawa yang mirip dengan dietilstilbestrol. Senyawa ini adalah estrogen sintetik, dan mungkin memiliki efek mengikat reseptor estrogen pada sel dan mengaktifkan ekspresi estrogen dalam tubuh. Banyak peneliti tidak yakin tentang aspek keamanan resveratrol ini, melaporkan bahwa penggunaan resveratrol yang berlebihan dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan.
Kombinasi resveratrol dan estrogen hanya mendapat sedikit pengakuan dalam literatur ilmiah, namun eksplorasi ke dalam hubungan meningkat perlahan. Salah satu alasan mengapa resveratrol dan estrogen layak dipelajari adalah karena estrogen adalah hormon yang benar-benar dapat memberi makan sel kanker payudara dan membantu meningkatkan tingkat penggandaannya. Risiko ini mengkhawatirkan banyak peneliti kanker payudara, yang mengetahui bahwa kanker payudara adalah salah satu bentuk kanker yang paling umum pada wanita. Tidak banyak yang diketahui tentang efek resveratrol dan produksi estrogen di dalam tubuh, mendorong para kritikus untuk mengadvokasi lebih banyak studi kontras tentang efek suplementasi atau konsumsi resveratrol harian.
Sejak resveratrol telah terbukti anti-karsinogenik dalam berbagai penelitian, jelas bahwa itu memainkan peran dalam program kesehatan yang dapat dicegah. Informasi baru yang muncul tentang resveratrol sedang diuji untuk mengetahui kemungkinan peran farmakologisnya dalam mengobati penyakit seperti kanker serta infeksi bakteri. Beberapa dokter memperingatkan pasien tertentu, terutama mereka yang memiliki riwayat kanker payudara, untuk menghindari mengonsumsi suplemen resveratrol sampai informasi tentang efeknya pada estrogen menjadi lebih jelas. Sumber umum resveratrol adalah beberapa anggur merah, serta kacang tanah dan anggur.