Apa Hubungan antara Prednison dan Diabetes?

Prednison dan diabetes terkait pada banyak pasien. Obat kortikosteroid sintetis, prednison telah terbukti menjadi penyebab diabetes pada banyak orang. Jika ini masalahnya, kondisi ini kadang-kadang disebut diabetes steroid atau diabetes yang diinduksi steroid. Namun, dengan perhatian yang cermat, diabetes tipe ini dapat dikendalikan.
Diabetes, atau diabetes mellitus, adalah penyakit di mana tubuh tidak memetabolisme insulin dengan baik. Untuk alasan ini, pasien diabetes memiliki kadar glukosa yang tinggi, suatu bentuk gula, dalam darah dan urin mereka. Penggunaan prednison dapat menyebabkan kelainan kadar glukosa. Obat tersebut cenderung meningkatkan kadar gula darah bila diberikan untuk jangka waktu yang lama.

Prednison adalah bagian dari kelompok obat yang disebut kortikosteroid, atau glukokortikoid. Ini membantu tubuh mengurangi peradangan. Dokter meresepkannya untuk kondisi seperti pneumonia, asma, cystic fibrosis, kondisi kulit dan gangguan alergi. Prednison dapat diresepkan selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.

Mengambil prednison untuk waktu yang singkat dapat meningkatkan kadar gula darah pasien, tetapi tidak ke tingkat yang berbahaya. Paparan obat yang berkepanjangan dapat memicu hubungan antara prednison dan diabetes. Harus mengkonsumsi prednison untuk waktu yang lama dapat meningkatkan kadar glukosa yang cukup untuk menyebabkan diabetes atau menyebabkan masalah serius bagi orang yang sudah menderita diabetes. Sel-sel di dalam tubuh seseorang kekurangan energi dan bisa kelaparan jika kadar glukosa meningkat dan glukosa tidak dimetabolisme dengan baik.

Namun, hubungan antara prednison dan diabetes dapat dikendalikan. Dengan memantau kadar glukosa darah secara hati-hati, pasien yang tidak menderita diabetes tetapi menggunakan prednison dapat mencegah diri mereka terkena penyakit tersebut. Pasien yang menggunakan prednison yang sudah menderita diabetes harus memantau kadar gula darah mereka lebih dekat dari biasanya, memperhatikan asupan gula mereka dan memastikan untuk tidak mengalami dehidrasi selama pengobatan. Pasien diabetes tidak boleh mengambil prednison tanpa persetujuan dan pengawasan dokter mereka.

Diabetes yang diinduksi steroid bersifat reversibel. Efek kortikosteroid pada kadar glukosa tubuh hilang dalam beberapa hari setelah pengobatan dihentikan. Dengan cara ini, hubungan antara prednison dan diabetes dapat dikontrol untuk sebagian besar pasien.