Perhatian dan kognisi saling terkait, dan keduanya memiliki pengaruh yang signifikan satu sama lain. Dalam istilah sederhana, perhatian adalah kemampuan untuk fokus pada informasi atau aktivitas yang diinginkan untuk waktu yang signifikan, dan istilah kognisi mengacu pada proses berpikir yang terjadi di otak yang biasanya berdampak pada pembelajaran. Kemampuan untuk mempertahankan perhatian pada suatu mata pelajaran diperlukan agar proses berpikir yang diperlukan untuk belajar terjadi. Ketika masalah perhatian hadir, mereka dapat secara serius mengganggu kognisi dan pembelajaran. Sebaliknya, partisipasi dalam kegiatan yang memperkuat kemampuan untuk memperhatikan untuk jangka waktu yang berkelanjutan telah terbukti meningkatkan kognisi.
Ada hubungan langsung antara perhatian dan kognisi. Perhatian adalah kemampuan untuk memperhatikan informasi spesifik dan mempertahankan fokus itu untuk jangka waktu yang diperlukan. Ini juga kemampuan untuk menutup informasi dan rangsangan yang bersaing yang dapat membentuk gangguan. Agar proses berpikir kognitif terjadi, seorang individu harus mampu memperhatikan topik tertentu dan menyerap sepenuhnya materi yang dipelajari.
Kemampuan memperhatikan juga dapat membatasi kemampuan otak untuk melakukan proses kognitif, termasuk mengingat informasi, menganalisisnya, atau menerapkannya pada situasi baru. Hubungan antara perhatian dan kognisi begitu kuat sehingga, ketika perhatian terbatas, proses berpikir juga terhambat. Misalnya, ketika seorang individu memiliki rentang perhatian yang pendek dan dia tidak dapat mempertahankan fokus pada materi untuk waktu yang lama, itu mengurangi kemampuan otak untuk melakukan proses kognitif yang memakan waktu cukup lama, seperti menyimpan informasi ke Penyimpanan.
Ketika seorang individu memiliki masalah perhatian, misalnya gangguan pemusatan perhatian (ADD), ini juga dapat menyebabkan kesulitan kognisi. Hubungan antara perhatian dan kognisi berarti bahwa, ketika ada masalah perhatian, proses kognitif juga akan terpengaruh. Dalam kebanyakan kasus, ini diterjemahkan menjadi dampak negatif pada pembelajaran. Orang-orang ini sering tidak memiliki kesulitan kognisi yang sebenarnya, dan, jika masalah perhatian ditangani dengan sukses, mereka sering dapat belajar dan unggul.
Bahkan pada individu dengan rentang perhatian rata-rata, hubungan antara perhatian dan kognisi dapat dimanipulasi untuk meningkatkan pembelajaran. Seringkali, seseorang mampu meningkatkan rentang perhatian melalui penggunaan latihan dan strategi terkonsentrasi. Banyak orang percaya bahwa berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan seni, seperti memainkan alat musik, dapat memperkuat kemampuan untuk memperhatikan karena memerlukan periode fokus dan konsentrasi yang diperpanjang. Ini sering meluas ke peningkatan kognisi dan pembelajaran secara umum.