Produk Domestik Bruto suatu negara (PDB) mengacu pada perhitungan total layanan dan barang yang diproduksi oleh suatu negara dalam periode tertentu. Hubungan antara belanja konsumen dan PDB terletak pada kenyataan bahwa belanja konsumen merupakan komponen penting dalam pengukuran PDB. Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa pengeluaran konsumen menyumbang persentase utama dari faktor PDB. Hubungan ini dapat dilihat dalam cara di mana keputusan konsumen mengenai pengeluaran mempengaruhi perhitungan PDB total.
Ketika pengeluaran konsumen tinggi, total PDB mencerminkan kepercayaan konsumen ini melalui angka PDB yang lebih tinggi yang membangun hubungan langsung antara pengeluaran konsumen dan PDB. Pengeluaran konsumen diperoleh dengan menghitung berapa banyak pengeluaran rumah tangga individu dalam periode yang sedang dipertimbangkan. Bahan habis pakai tersebut mencakup hal-hal seperti barang tahan lama dan tidak tahan lama. Barang tahan lama mengacu pada produk seperti rumah, mobil, dan barang lainnya yang umumnya bertahan lebih dari tiga tahun. Barang-barang yang tidak tahan lama termasuk produk-produk seperti makanan dan barang-barang mudah rusak lainnya yang bertahan kurang dari tiga tahun. Permintaan total untuk produk tersebut membuat perbedaan dalam perhitungan PDB akhir.
Hubungan lain antara belanja konsumen dan PDB dapat dilihat dari bagaimana pengurangan pengeluaran konsumen mempengaruhi perhitungan PDB. Ketika kepercayaan konsumen rendah, hal ini tercermin dari pengeluaran yang berkurang dan tabungan yang lebih banyak. Ketika konsumen lebih mementingkan tabungan daripada pengeluaran, ini mengarah pada pergeseran keseimbangan ekonomi yang tercermin dalam penurunan total PDB. Tingkat PDB yang rendah seperti itu dapat menunjukkan kepada para ekonom bahwa ekonomi sedang dalam resesi. Sebaliknya, ketika belanja konsumen tinggi, ini akan menunjukkan kepada para ekonom bahwa ada ledakan ekonomi.
Hubungan antara pengeluaran konsumen dan PDB ini memungkinkan para ekonom untuk memprediksi kapan ekonomi menjadi terlalu panas karena pengeluaran yang berlebihan. Ketika PDB tumbuh pada tingkat yang tinggi secara konsisten alih-alih mempertahankan keseimbangan yang diinginkan, ini mungkin menunjukkan kepada para ekonom bahwa ekonomi tumbuh pada tingkat yang tidak berkelanjutan, yang hanya akan mengarah pada kejatuhan bebas yang tak terhindarkan. Pengeluaran konsumen yang tidak terkelola dan sembrono yang mengarah pada periode pertumbuhan berlebihan dalam PDB membuat perekonomian terlalu panas hingga pada akhirnya dapat meledak. Pemerintah biasanya mengambil tindakan untuk mengendalikan pertumbuhan yang tidak berkelanjutan tersebut melalui berbagai tindakan. Salah satu langkah tersebut adalah menaikkan suku bunga untuk mendorong masyarakat menabung daripada meminjam ke bank, sehingga perekonomian bisa mendingin.