Narsisme dan kebohongan sering berjalan beriringan. Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik sering berbohong dengan mudah dan mungkin memiliki bakat untuk membuat orang lain mempertanyakan kenyataan. Seorang narsisis mungkin berbohong untuk berbagai tujuan, termasuk untuk mencari kekaguman atau untuk menyembunyikan kekurangan atau kesalahannya. Dia mungkin juga berbohong untuk mencari perhatian. Dalam beberapa kasus, seseorang dengan jenis gangguan kepribadian ini bahkan mungkin berbohong untuk membuat orang yang dibohonginya mempertanyakan kewarasannya sendiri.
Seringkali, hubungan antara narsisme dan kebohongan ditunjukkan oleh kebutuhan orang narsis agar orang mengaguminya. Dalam upaya untuk membuat dirinya merasa lebih penting atau lebih berbakat atau lebih kuat daripada dirinya, seorang individu dengan kepribadian narsis mungkin melebih-lebihkan ketika berbagi rincian prestasinya. Kadang-kadang dia bahkan akan berbohong tentang orang lain dalam upaya untuk mengurangi prestasi pihak itu. Dengan melakukan itu, orang narsis sebenarnya berharap bisa membuat dirinya tampak lebih baik di mata orang-orang di sekitarnya.
Banyak orang yang memiliki gangguan narsistik juga tampaknya memiliki kebutuhan untuk menjadi benar atau bebas dari kekurangan yang jelas. Dengan demikian, hubungan antara narsisme dan kebohongan mungkin melibatkan keinginan seseorang untuk menghindari kritik, bahkan tipe nonverbal. Misalnya, jika seorang narsisis ditanya apakah dia melakukan kesalahan atau tidak, dia mungkin berbohong tentang hal itu untuk memastikan bahwa dia tidak tampak cacat. Dia mungkin melakukannya bahkan jika masalah yang dia bohongi bukanlah sesuatu yang serius. Seringkali, orang-orang dengan gangguan ini tidak dapat mengakui kesalahan terkecil dan paling tidak penting sekalipun.
Hubungan antara narsisme dan kebohongan juga terlihat dalam kecenderungan seorang narsisis untuk mencari perhatian. Ini bisa melibatkan mengarang cerita tentang dirinya dalam upaya membuat orang lain melihatnya lebih menarik. Seorang narsisis juga dapat berbohong untuk membuat orang merasa kasihan padanya dalam upaya untuk mendapatkan perhatian sebagai korban.
Menariknya, seseorang dengan gangguan kesehatan mental yang melibatkan narsisme terkadang membuat orang di sekitarnya merasa seolah-olah memiliki tantangan mental juga. Terkadang narsisis begitu mahir berbohong sehingga mereka benar-benar dapat membuat pihak lain mempertanyakan perspektif mereka tentang kebenaran. Misalnya, seseorang dengan salah satu kondisi ini mungkin berbohong tentang sesuatu yang baru saja terjadi pada orang yang benar-benar menyaksikan tindakan atau peristiwa tersebut. Dalam beberapa kasus, si narsisis begitu persuasif, ngotot, dan bahkan marah karena dituduh berbohong sehingga orang yang menyebutkan kebohongan itu mempertanyakan ingatannya sendiri tentang berbagai peristiwa.