Apa Hubungan antara Melatonin dan Diabetes?

Melatonin tambahan sering digunakan selain produksi melatonin alami tubuh, yang membantu mengatur pola tidur normal, untuk membantu seseorang tidur. Hubungan antara melatonin dan diabetes ada dalam beberapa literatur ilmiah, menunjukkan bahwa penggunaan kronis suplemen melatonin dapat menyebabkan penyakit. Meskipun jalur metabolisme yang tepat dimana melatonin berkontribusi terhadap diabetes tidak sepenuhnya dipahami, diketahui bahwa melatonin dapat menyebabkan kadar gula darah yang tidak stabil. Dokter dan spesialis suplemen akan sering menyarankan agar penderita diabetes menghindari penggunaan melatonin secara teratur, karena sangat mungkin kadar gula darah yang tidak terkendali akan terjadi saat bangun tidur.

Melatonin adalah hormon alami yang disekresikan oleh kelenjar di otak selama masa kegelapan yang membuat orang merasa pening dan mengantuk. Seringkali, seseorang akan menggunakan suplemen melatonin untuk membantu tertidur atau mengatur siklus tidur normal. Beberapa dokter mungkin menyarankan penggunaan suplemen melatonin untuk penggunaan insomnia sesekali, namun menahan diri untuk tidak merekomendasikannya untuk penggunaan jangka panjang. Ini sering disebabkan oleh beberapa penelitian yang menunjukkan hubungan antara melatonin tambahan dan diabetes, menjadikannya pilihan yang berbahaya bagi mereka yang sudah menderita pra-diabetes atau diabetes.

Sebagian besar penelitian tentang melatonin dan diabetes melihat efek suplementasi melatonin pada kadar gula darah, karena gula darah yang tidak terkendali dan insulin yang tidak efektif keduanya merupakan ciri khas penyakit ini. Sebagian besar penelitian tentang melatonin dan kadar gula darah meneliti individu dengan diabetes, namun ada beberapa bukti bahwa kadar gula darah juga dapat meningkat pada individu yang sehat. Sering disarankan agar mereka yang menderita diabetes atau pra-diabetes memantau gula darah mereka dengan hati-hati, dan hanya menggunakan suplemen melatonin sesekali untuk menghindari lonjakan gula darah tinggi. Baik melatonin maupun diabetes masih memerlukan penelitian untuk menentukan efeknya pada tipe tubuh individu, dan bukan pada populasi secara keseluruhan.

Orang sehat, atau mereka yang tidak menderita diabetes, juga dapat menemukan bahwa gula darah puasa bisa menjadi sangat tinggi di pagi hari setelah mengonsumsi melatonin. Jalur metabolisme yang tepat dimana ini terjadi tidak sepenuhnya diketahui, tetapi gen tertentu telah ditemukan untuk mempengaruhi perilaku ini dalam tubuh ketika bereaksi dengan melatonin. Para peneliti berhipotesis bahwa individu yang sehat dapat mengembangkan diabetes di kemudian hari dengan terus menggunakan melatonin dalam jangka panjang, namun studi jangka panjang belum selesai. Spesialis gangguan tidur yang telah mempelajari melatonin dan diabetes mungkin merekomendasikan agar pasien menggunakan cara yang lebih alami untuk meningkatkan produksi melatonin, seperti menghindari terlalu banyak cahaya buatan pada malam hari.