Apa Hubungan antara Latihan dan Palpitasi?

Palpitasi jantung terjadi ketika detak jantung lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya, dan terasa seperti tidak teratur, berdebar atau berdebar. Hubungan antara olahraga dan palpitasi memiliki banyak segi, karena olahraga dapat menjadi salah satu penyebab palpitasi dan metode penanganan palpitasi. Olahraga dapat menyebabkan jantung berdebar pada penderita penyakit jantung atau mereka yang tidak fit, karena aktivitas yang berat atau berlebihan dapat memberikan tekanan pada jantung. Aritmia yang ada sering hilang saat detak jantung meningkat, itulah alasan mengapa olahraga juga bermanfaat dalam mengobati palpitasi.

Olahraga menyebabkan palpitasi jantung melalui peningkatan denyut jantung. Pasien mungkin memiliki jantung yang sehat dan tidak sehat, atau jantung yang sakit yang bekerja di bawah tekanan palpitasi dan olahraga. Peningkatan denyut jantung menyebabkan darah memompa melalui jantung lebih cepat, mengakibatkan aktivitas listrik abnormal di nodus sinoatrial dan atrio-ventrikular jantung. Sinyal listrik abnormal menyebabkan kontraksi atrium yang disebut takikardia, yang mengacu pada detak jantung yang cepat, dan brakikardia, yang mengacu pada detak jantung yang melambat.

Banyak pasien mengalami palpitasi setelah sesi latihan mereka, bukan selama latihan. Ini menambah dimensi lain pada hubungan antara olahraga dan palpitasi, karena aktivitas menyebabkan peningkatan denyut jantung, yang menghilangkan ketidakteraturan aritmia yang ada. Setelah latihan selesai, adrenalin pasien membutuhkan waktu untuk kembali ke tingkat normal, tetapi detak jantung kembali lebih cepat. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan palpitasi, yang biasanya lebih buruk daripada dalam kondisi istirahat.

Metode utama untuk menangani palpitasi pada pasien yang sehat, olahraga melawan aritmia karena kemampuannya untuk meningkatkan detak jantung. Saat jantung mulai berdetak lebih cepat, darah yang dipompa melalui ventrikel memaksa keseragaman detak, yang mengatasi ketidakteraturan. Ini hanya dapat digunakan sebagai metode untuk mengobati palpitasi pada pasien tanpa indikasi penyakit jantung, namun, karena kombinasi olahraga dan palpitasi dapat menyebabkan gagal jantung. Pasien juga sering disarankan untuk memantau detak jantung mereka selama berolahraga, untuk menghindari risiko palpitasi.

Metode mengobati palpitasi terutama bergantung pada identifikasi penyebabnya yang akurat. Pasien yang menderita palpitasi secara teratur setelah berolahraga mungkin akan diberi resep obat seperti beta-blocker, yang mengurangi efek adrenalin pada jantung dengan menurunkan kadar adrenalin darah. Pengurangan stres dan peningkatan manajemen kesehatan juga membantu mengurangi risiko yang terkait dengan olahraga dan jantung berdebar.