Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai kepuasan dengan pekerjaan seseorang. Hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasi jelas. Ketika seorang karyawan memiliki kesetiaan kepada majikan, produktivitasnya meningkat, tingkat turnover menurun, dan perilaku negatif termasuk pencurian karyawan juga menurun. Seorang karyawan yang puas biasanya jauh lebih berkomitmen kepada majikan daripada seorang karyawan yang tidak puas.
Pertimbangan moral dapat berdampak pada kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Seorang pekerja yang puas mungkin merasakan kewajiban moral untuk bertindak dengan cara yang berkomitmen. Komitmen berkelanjutan, di sisi lain, mengungkapkan konsep bahwa komitmen pekerjaan bergantung pada persamaan biaya / manfaat bagi karyawan. Dalam beberapa kasus, karyawan mungkin merasa tidak ada komitmen moral kepada majikan.
Banyak perusahaan terlibat dalam berbagai teknik dan strategi untuk meningkatkan kepuasan kerja dan meningkatkan tingkat komitmen organisasi dengan anggota staf. Ini termasuk strategi membangun tim, di mana karyawan bekerja sama dengan cara yang menciptakan ikatan yang erat. Mereka yang merasa sangat terikat dan terhubung dengan tempat kerja biasanya cenderung merasa lebih terpanggil untuk profesi mereka, dan tingkat komitmen yang lebih tinggi untuk organisasi secara umum.
Penghargaan finansial bukan satu-satunya faktor penentu kepuasan kerja. Karyawan sering menempatkan nilai yang signifikan pada hubungan mereka di tempat kerja. Selain itu, tunjangan tambahan terkadang sama pentingnya bagi karyawan seperti kompensasi finansial. Beberapa perusahaan menunjukkan komitmen mereka kepada karyawan dengan menyediakan layanan tambahan seperti makan siang bersubsidi, memberi penghargaan kepada mereka yang berprestasi dengan waktu istirahat tambahan, dan menyediakan layanan dukungan keluarga seperti penitipan anak di lokasi.
Salah satu cara bagi perusahaan untuk meningkatkan kepuasan kerja adalah dengan menawarkan rencana kompensasi yang tepat dan efektif. Skema pembayaran rahasia, kebijakan kompensasi sewenang-wenang, dan persepsi bos bermain favorit adalah cara untuk menanam benih ketidakpuasan. Spesialis kompensasi terkadang dibawa ke perusahaan untuk melakukan tinjauan kompensasi. Hal ini memastikan bahwa praktik kompensasi adil dan kompetitif dalam sektor industri perusahaan, yang mengarah pada peningkatan loyalitas dan komitmen terhadap organisasi.
Konflik interpersonal berpotensi memiliki dampak negatif pada kepuasan karyawan, dan menurunkan komitmen pekerja kepada majikan. Jika karyawan mengalami pelecehan dan majikan tidak mengatasi masalah tersebut, komitmen pekerja dapat memudar dalam menghadapi kebutuhan untuk mempertahankan diri. Memiliki kebijakan yang jelas mengenai pelecehan di tempat kerja telah dikaitkan dengan tingkat kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang lebih tinggi.