Apa Hubungan antara Kebijakan Moneter dan Pasar Saham?

Kebijakan moneter dan pasar saham seringkali terkait erat karena upaya pemerintah untuk mengendalikan pasokan moneter dalam suatu perekonomian biasanya akan berdampak pada investor saham. Cara paling umum bagi pemerintah untuk mempengaruhi pasokan moneter adalah dengan menurunkan suku bunga bank sentral atau mengubah jumlah modal yang harus disimpan bank sebagai cadangan. Dalam kedua kasus, hubungan antara kebijakan moneter dan pasar saham tergantung pada bagaimana investor melihat berita. Satu hal yang mengurangi dampak kebijakan moneter di pasar saham adalah bahwa sebagian besar pergerakan seperti perubahan suku bunga diantisipasi oleh investor jauh sebelumnya dan sudah diperhitungkan dalam harga saham.

Ada banyak cara di mana tindakan pemerintah untuk memacu atau mempertahankan ekonomi dapat mempengaruhi investor individu. Kebijakan moneter pada dasarnya adalah cara pemerintah menggunakan uang beredar untuk mempertahankan kekuatan ekonomi seperti pertumbuhan, inflasi, dan lapangan kerja pada tingkat yang diinginkan. Pasar saham sering bertindak sebagai pengukur bagaimana publik memandang ekonomi dan potensinya. Akibatnya, kebijakan moneter dan pasar saham sering bekerja bersama-sama dalam hal yang terakhir bereaksi terhadap yang pertama.

Sebagai contoh bagaimana kebijakan moneter dan pasar saham dapat dihubungkan, bayangkan bank sentral pemerintah mengumumkan akan menurunkan suku bunga acuannya. Artinya, bisnis akan lebih mudah meminjam uang. Banyak dari bisnis ini menerbitkan saham kepada investor, dan saham itu akan menjadi lebih berharga sebagai akibatnya jika tingkat yang lebih rendah memacu pertumbuhan bisnis. Oleh karena itu, pasar saham bisa melihat kenaikan segera.

Penting untuk dicatat bahwa hubungan antara kebijakan moneter dan pasar saham terkadang tidak sesederhana itu. Faktor psikologis yang ada di benak investor dapat berdampak signifikan ketika kebijakan moneter dipertimbangkan. Dengan menggunakan contoh di atas, penurunan suku bunga dapat dilihat oleh investor sebagai tanda keputusasaan. Merasa bahwa pemerintah tidak memiliki cukup kepercayaan dalam perekonomian untuk memperbaiki dirinya sendiri, investor dapat menjual saham mereka untuk meminimalkan risiko.

Pada kesempatan tertentu, hubungan antara kebijakan moneter dan pasar saham mungkin dilebih-lebihkan. Jarang terjadi perubahan suku bunga tanpa pemberitahuan sebelumnya. Oleh karena itu, investor mungkin sudah membeli dan menjual saham untuk mengantisipasi pergerakan tersebut, artinya perubahan tersebut sudah terlihat pada harga saham. Apapun kondisi ekonomi yang mendorong kebijakan tersebut mungkin juga jelas bagi investor yang paham, sehingga baik kebijakan moneter maupun harga saham mungkin hanya merupakan gejala dari realitas ekonomi yang mendasarinya.