Apa Hubungan antara Jaringan Syaraf Tiruan dan Kecerdasan Buatan?

Jaringan syaraf tiruan dan kecerdasan buatan sering dipelajari bersama karena penggunaan jaringan syaraf tiruan adalah salah satu metode dimana pemrograman kecerdasan buatan dapat dicapai. Meskipun ini bukan satu-satunya metode, atau metode terbaik dalam semua hal, untuk membuat program dengan kecerdasan buatan, penggunaan jaringan saraf menjadi semakin populer. Jaringan syaraf tiruan pada dasarnya didasarkan pada cara kerja otak manusia, melalui penciptaan jaringan yang saling berhubungan dan berkomunikasi untuk mencapai berbagai tugas. Jenis jaringan ini biasanya meniru jaringan saraf organik, namun, jaringan saraf dan kecerdasan buatan belum digunakan untuk membuat program yang menyamai proses berpikir manusia.

Bidang jaringan saraf bersama dengan kecerdasan buatan sering dikejar oleh mereka yang tertarik dengan pemrograman. Kecerdasan buatan pada dasarnya adalah gagasan tentang program atau sistem komputer yang dapat menyamai atau melampaui otak manusia dalam hal kekuatan pemrosesan dan kapasitas kognitif. Ada banyak cara berbeda di mana jenis kecerdasan buatan ini dikembangkan, dan jaringan saraf adalah salah satu bentuk kecerdasan buatan yang paling populer. Jaringan saraf dan kecerdasan buatan bekerja sama dengan baik karena kedua sistem biasanya menggunakan otak manusia sebagai standar untuk kemampuan pemrosesan.

Jaringan saraf pada dasarnya adalah jaringan yang terdiri dari prosesor individu yang dapat berfungsi bersama untuk memproses informasi dan membuat penilaian berdasarkan data yang ditetapkan. Jaringan saraf organik ditemukan di otak manusia dan sangat penting untuk kemampuan berpikir dan kognitif manusia. Jaringan saraf sintetis sering dibuat dengan cara yang meniru jenis struktur ini untuk memungkinkan sistem individu berkomunikasi dan bekerja sama. Dengan cara ini, para peneliti dan ilmuwan komputer menggunakan jaringan saraf dan kecerdasan buatan untuk mencoba menciptakan sistem komputer dan perangkat lunak yang dapat mendekati kemampuan pemrosesan otak manusia.

Jenis jaringan ini sering tidak dirancang sebagai model yang tepat dari otak manusia, namun, karena pemahaman ilmiah tentang otak manusia masih agak terbatas. Keterbatasan tersebut, ditambah dengan keterbatasan pada perangkat keras dan perangkat lunak komputer, telah mencegah jaringan saraf yang ada dan teori kecerdasan buatan untuk menyamai atau melampaui pemikiran manusia melalui sarana buatan. Keterbatasan ini mungkin hanya sementara, namun, seiring dengan meningkatnya teknologi komputer dan pemahaman medis tentang kesadaran manusia terus berkembang. Beberapa ilmuwan percaya bahwa perkembangan di bidang ini suatu hari nanti dapat mengarah pada terobosan dalam robotika, sibernetika, dan bahkan proliferasi pemikiran manusia ke dalam media digital.