Apa Hubungan antara Hormon Luteinizing dan Progesteron?

Hormon luteinizing dan progesteron adalah hormon yang penting untuk kesuburan wanita. Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan hormon luteinizing (LH) pada pria dan wanita. Dalam tubuh wanita, LH memicu ovulasi, atau pelepasan sel telur matang dari ovarium. Ovarium melepaskan progesteron untuk menebalkan lapisan rahim untuk memungkinkan implantasi sel telur jika dibuahi.

Pada awal siklus menstruasi, tubuh wanita memproduksi hormon perangsang folikel (FSH), yang memicu pematangan satu atau lebih sel telur di salah satu ovarium, atau lebih jarang, di keduanya. Tingkat hormon luteinizing dan progesteron rendah saat ini, karena sel telur masih belum matang. Peningkatan kadar estrogen menandakan saat sel telur matang sepenuhnya, yang mendorong tahap berikutnya dalam siklus menstruasi.

Lonjakan tiba-tiba kadar LH biasanya terjadi antara hari 12 dan 16 dari siklus menstruasi, dengan hari pertama perdarahan menstruasi dihitung sebagai hari pertama. Peningkatan tersebut, yang dikenal sebagai lonjakan LH, melemahkan folikel yang mengandung sel telur yang matang. Ini menandai titik dalam siklus menstruasi dengan tingkat hormon luteinizing tertinggi dan tingkat progesteron terendah. Telur kemudian dapat menembus folikel dan memasuki tuba Fallopi, di mana ia dapat dibuahi oleh sel sperma sebelum melakukan perjalanan ke rahim. Segera setelah ovulasi, sisa-sisa folikel, yang sekarang disebut corpus luteum, mulai melepaskan progesteron.

Tingkat progesteron terus meningkat hingga sepuluh hari setelah ovulasi. Menanggapi penurunan hormon luteinizing dan peningkatan kadar progesteron, lapisan rahim mulai menebal. Proses ini diperlukan untuk memungkinkan sel telur yang telah dibuahi berimplantasi di dalam rahim. Tingkat progesteron terus meningkat selama bagian pertama kehamilan untuk memastikan bahwa implantasi tidak terganggu.

Jika sel telur tidak dibuahi, produksi progesteron menurun. Penurunan ini menyebabkan tubuh meluruhkan lapisan rahim yang menebal selama periode menstruasi. Seluruh proses biasanya memakan waktu sekitar 28 hari untuk diselesaikan, meskipun panjang siklus menstruasi 21 hingga 35 hari dianggap normal untuk wanita dewasa.

Wanita yang mengalami kesulitan hamil mungkin memilih untuk menjalani perawatan kesuburan. Obat-obatan, baik yang disuntikkan atau diminum, dapat mendorong tubuh untuk meningkatkan produksi hormon luteinizing, dan suplemen progesteron juga tersedia untuk meningkatkan kadar tersebut. Pasien harus dipantau secara ketat oleh dokter mereka, karena obat kesuburan dapat meningkatkan kemungkinan hamil lebih dari satu anak. Kehamilan dengan kembar tiga, atau bahkan kelipatan yang lebih tinggi, dapat menyebabkan berbagai masalah bagi ibu dan bayi, termasuk risiko kelahiran prematur yang lebih tinggi dan masalah perkembangan terkait.