Hangover dan kecemasan dapat dikaitkan dengan beberapa cara berbeda. Hangover dapat menyebabkan kecemasan serta beberapa gangguan suasana hati yang tidak menyenangkan lainnya. Di sisi lain, kecemasan dapat menyebabkan seseorang mengonsumsi terlalu banyak alkohol, sehingga secara tidak langsung menyebabkan mabuk. Akhirnya, rasa bersalah atau stres karena mengonsumsi terlalu banyak alkohol, terutama jika seseorang tidak memiliki ingatan yang lengkap tentang tindakannya saat mabuk, dapat menyebabkan kecemasan yang menyertai mabuk. Ada juga kemungkinan kecemasan yang sudah ada sebelumnya, seperti dari kondisi stres dalam hidup atau dari gangguan mental seperti depresi, untuk diintensifkan oleh mabuk.
Hangover paling dikenal karena gejala fisiknya, seperti sakit kepala, mual, dehidrasi, dan kepekaan terhadap cahaya dan suara. Namun, mabuk juga dapat menyebabkan beberapa gejala mental dan emosional yang berbeda, termasuk depresi, lekas marah, kelelahan, dan kecemasan. Alasan pasti hubungan antara mabuk dan kecemasan tidak sepenuhnya jelas, meskipun asupan alkohol yang berlebihan memang menyebabkan ketidakseimbangan yang signifikan dari bahan kimia dan nutrisi dalam tubuh. Ketidakseimbangan ini sebagian disebabkan oleh efek diuretik alkohol, yang cenderung mengakibatkan hilangnya banyak cairan dan nutrisi. Ini adalah salah satu penyebab utama gejala fisik mabuk dan mungkin juga merupakan hubungan antara mabuk dan kecemasan.
Dalam beberapa kasus, kecemasan disebabkan oleh mabuk, tetapi bukan bagian dari mabuk itu sendiri. Jika, misalnya, seseorang bangun dengan mabuk di pagi hari saat wawancara kerja yang penting, mabuk itu mungkin menjadi penyebab kecemasan karena seseorang mungkin merasa bahwa mabuk akan menghambat kinerja saat wawancara. Hangover dan kecemasan, kemudian, terkait secara kausal: mabuk menyebabkan kecemasan tetapi kecemasan bukanlah bagian dari mabuk itu sendiri. Mungkin juga mabuk dan kecemasan terkait ketika seseorang malu dengan tindakannya saat minum atau jika seseorang tidak ingat apa yang dia lakukan saat mabuk.
Hangover juga dapat memperburuk kecemasan yang sudah ada sebelumnya. Seseorang yang menderita kecemasan klinis, misalnya, mungkin mendapati bahwa mabuk membuat gejala kecemasan menjadi lebih buruk. Seseorang yang sudah menjalani gaya hidup stres yang kondusif untuk kecemasan juga dapat menemukan bahwa mabuk memperburuk kondisinya. Untuk memenuhi tuntutan gaya hidup yang sulit, seringkali perlu untuk terus-menerus melakukan yang terbaik, yang cenderung tidak mungkin dilakukan dengan mabuk. Sebuah mabuk dan kecemasan, kemudian, dapat dihubungkan melalui kejengkelan kecemasan yang sudah ada sebelumnya dengan gejala mabuk lainnya.