Perawatan hormon telah lama digunakan untuk sejumlah kondisi. Advokat mengklaim bahwa salah satu hormon tersebut, gonadotropin, dapat menyebabkan penurunan berat badan pada individu. Dugaan manfaat ini diakui sebagai hasil dari kemampuan hormon untuk membakar atau memindahkan lemak dan menurunkan tingkat kelaparan melalui bagian otak. Sementara pendukung telah menggembar-gemborkan bukti ilmiah untuk teori-teori ini, penelitian ilmiah berikutnya telah gagal untuk membangun hubungan yang substansial antara gonadotropin dan penurunan berat badan. Faktanya, obat tersebut dapat menghasilkan efek samping yang serius pada beberapa individu.
Istilah gonadotropin mengacu pada hormon protein yang dibuat di kelenjar pituitari yang menyandang nama lengkap human chorionic gonadotropin (HCG). Umumnya diproduksi selama kehamilan atau perkembangan kanker, zat ini sering menjadi subjek tes kehamilan dan tes kanker. Dokter juga dapat meresepkan hormon untuk perawatan kesuburan. Penggunaan medis potensial yang lebih kontroversial adalah dugaan hubungan antara gonadotropin dan penurunan berat badan.
Seorang dokter Inggris tahun 1950-an pertama kali mengusulkan hubungan antara gonadotropin dan penurunan berat badan. Menurut Dr. Albert Simeons, suntikan gonadotropin dapat menyebabkan sejumlah efek yang dapat membantu seseorang menurunkan berat badan. Pada tingkat dasar, suntikan itu seharusnya mengurangi rasa lapar. Dengan demikian, individu dapat hidup dengan diet harian 500 kalori.
Selain itu, lemak yang sudah disimpan mungkin akan dibakar, seperti halnya seseorang sedang berolahraga. Bahkan lemak yang tersisa dapat dipindahkan dari area bermasalah seperti pinggang dan paha dan dipindahkan ke tempat lain. Anggapan ini bisa jadi karena peran gonadotropin dalam kehamilan, yang terdiri dari mengubah lemak menjadi energi yang dapat digunakan untuk janin. Simeons sendiri percaya bahwa hormon tersebut dapat mengarahkan hipotalamus otak untuk menginduksi penurunan berat badan.
Kritikus, bagaimanapun, berpendapat bahwa setiap penurunan berat badan yang dihasilkan dari pendekatan gonadotropin berutang secara khusus pada aspek diet rendah kalori. Jadi, mereka mengklaim, gonadotropin dan penurunan berat badan tidak boleh dikaitkan. Beberapa studi ilmiah yang menyelidiki hubungan antara gonadotropin dan penurunan berat badan telah menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi positif. Lebih lanjut, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mengeluarkan peringatan tentang penipuan promosi produk hormon ini.
Mencoba untuk bergabung dengan gonadotropin dan metode penurunan berat badan dapat menciptakan efek samping yang tidak diinginkan, menurut beberapa profesional medis. Pertama, hormon itu sendiri memiliki serangkaian efek samping yang meliputi sakit kepala, kelelahan, dan mual. Komplikasi yang lebih serius juga dapat muncul, mulai dari nyeri dada hingga, ironisnya, penambahan berat badan. Selanjutnya, diet rendah kalori dapat menghilangkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.