Etika bisnis dan tata kelola perusahaan adalah dua faktor penting yang memengaruhi perusahaan dan cara beroperasinya. Etika bisnis mewakili nilai, prinsip, atau karakteristik yang diikuti perusahaan ketika menjalankan bisnis dalam perekonomian. Tata kelola perusahaan adalah kerangka kerja internal yang dirancang dan diterapkan oleh perusahaan untuk mengatur dan melindungi mereka yang diinvestasikan ke dalam perusahaan. Hubungan antara etika dan tata kelola berasal dari pemilik organisasi atau manajer eksekutif, yang menciptakan tata kelola dan memutuskan prinsip etika mana yang akan diikuti karyawan.
Etika bisnis biasanya mengikuti teori normatif. Teori ini menyatakan bahwa individu dan perusahaan akan mengikuti prinsip-prinsip etika yang umum ditemukan di masyarakat, maka istilah normatif, atau standar, etika. Tiga teori etika normatif meliputi teori pemegang saham, pemangku kepentingan, dan kontrak sosial. Teori etika pemegang saham menyatakan bahwa perusahaan harus menciptakan hubungan antara etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang berfokus pada pemegang saham. Manajer akan menggunakan strategi dan aktivitas yang memajukan atau meningkatkan investasi pemegang saham.
Di bawah teori etika pemangku kepentingan, etika bisnis dan tata kelola perusahaan berfokus pada siapa saja yang memiliki kepentingan dalam bisnis. Meskipun cakupannya luas, hubungan antara faktor-faktor ini seringkali lebih kuat, karena perubahan tata kelola perusahaan baru-baru ini mencakup setiap individu yang terpengaruh oleh perusahaan. Hubungan ini memastikan bahwa setiap orang menerima perlakuan yang sama atau adil ketika berurusan dengan bisnis. Misalnya, pelanggan yang membeli produk yang rusak dapat menerima penggantian tanpa biaya dan beberapa manfaat tambahan. Ini mempromosikan etika bisnis di seluruh organisasi.
Teori etika ketiga dan terakhir adalah teori kontrak sosial. Teori ini berfokus pada perusahaan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Pemegang saham mungkin kurang bersedia untuk menginvestasikan uang ke dalam perusahaan yang mengikuti teori etika ini, karena pemegang saham mungkin kehilangan uang untuk tujuan atau manfaat lain yang berada di luar konteks operasi normal perusahaan. Untuk membuat investor sepenuhnya menyadari teori etika kontrak sosial perusahaan, pemilik bisnis, eksekutif, dan anggota dewan akan sering memasukkan informasi ini ke dalam tata kelola perusahaan.
Hubungan lain antara etika bisnis dan tata kelola perusahaan adalah pernyataan misi perusahaan. Pernyataan misi dengan jelas menguraikan standar keunggulan yang direncanakan perusahaan untuk beroperasi di lingkungan bisnis. Pernyataan misi ini dapat lebih fokus pada aspek sosial dari operasi daripada motif keuntungan untuk membayar pemegang saham. Dalam jenis perusahaan ini, pemegang saham akan berinvestasi di perusahaan karena mereka percaya pada perusahaan dan keinginan untuk melihat perusahaan berhasil dalam misi sosialnya.