Apa Hubungan antara Etika Bisnis dan Kepemimpinan?

Hubungan antara etika bisnis dan kepemimpinan berasal dari cara di mana sikap etis para pemimpin di lingkungan bisnis terkait dengan merek kepemimpinan mereka. Etika dan kepemimpinan di dunia korporat adalah konsep luas yang mencakup berbagai skenario, yang semuanya memengaruhi cara pemimpin bisnis membuat keputusan. Pertimbangan etis tersebut mencakup faktor-faktor seperti cara pemimpin berhubungan dengan karyawan, budaya organisasi dalam organisasi, hubungan antara perusahaan dan klien atau pelanggan, dan keputusan mengenai keuangan dan bentuk kesepakatan bisnis lainnya.

Salah satu pertimbangan yang lebih menonjol dalam diskusi tentang hubungan antara etika bisnis dan kepemimpinan adalah cara pemimpin merespons ketika dia dihadapkan pada kesepakatan bisnis yang mungkin dianggap tidak etis. Contoh situasi seperti itu adalah di mana pemilik toko perhiasan didekati dengan berlian yang diperoleh dalam keadaan yang meragukan dengan harga yang lebih murah di pasar terbuka. Kaitan antara etika bisnis dan kepemimpinan akan berperan karena akan menentukan tindakan yang akan diambil oleh pemimpin bisnis dalam situasi ini. Seringkali, pertimbangan etis hanya terkait dengan masalah apa yang dianggap salah atau benar secara fundamental, karena sering kali tidak melibatkan pelanggaran hukum apa pun.

Salah satu hubungan antara etika bisnis dan kepemimpinan dapat dilihat pada hubungan antara seorang pemimpin bisnis dan karyawan. Misalnya, seorang pebisnis mungkin memiliki sekretaris yang sangat baik yang mungkin dia putuskan untuk dipindahkan ke departemen lain, atau bahkan dipecat, untuk mempekerjakan pelamar baru yang menarik. Jika pemimpin bisnis memindahkan sekretaris ke departemen lain dalam organisasi, pemimpin tersebut tidak melanggar hukum, tetapi perlakuan seperti itu dapat menumbuhkan kebencian di antara karyawan yang diperlakukan dengan cara yang buruk.

Penerapan lain dari etika bisnis dan kepemimpinan melibatkan cara pemimpin bisnis berhubungan dengan pelanggan. Pertimbangan tersebut antara lain mempertimbangkan perasaan pelanggan serta berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat dan anggota masyarakat. Misalnya, jika konsumen menentang pengujian produk pada hewan, pemimpin etis akan mencari cara lain untuk melakukan pengujian produk. Juga, pemimpin bisnis akan menunjukkan kepemimpinan yang bertanggung jawab dengan berhati-hati untuk tidak berkontribusi pada pencemaran lingkungan yang tidak perlu serta mensponsori proyek yang ditujukan untuk pengembangan komunitas tuan rumah.