Divertikulitis dan kanker usus besar memiliki beberapa kesamaan. Gejala utama divertikulitis adalah adanya benjolan berisi cairan di usus, umumnya usus besar, yang akhirnya menjadi meradang dan terkadang terasa nyeri. Benjolan ini mungkin terasa atau tampak mirip dengan yang disebabkan oleh kanker, meskipun kedua kondisi tersebut disebabkan oleh faktor yang berbeda. Keduanya dapat menyebabkan gejala yang sama, seperti sakit perut atau pendarahan pencernaan pada tinja, dan keduanya sering diobati dengan pembedahan. Selain itu, divertikulitis dan kanker usus besar dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan berserat tinggi.
Tampaknya divertikulitis dan kanker tidak terkait erat, karena yang pertama adalah kondisi yang sangat umum yang umumnya mudah diobati. Paling sering terjadi ketika kantong kecil yang disebut divertikula menjadi terinfeksi atau bengkak. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, diare, sembelit, muntah, dan terkadang darah di rektum. Pasien sering dirawat menggunakan antibiotik dan perubahan pola makan, meskipun kasus yang parah mungkin memerlukan pembedahan. Tampaknya tidak ada peningkatan risiko kanker usus besar di antara pasien yang pernah mengalami divertikulitis.
Kanker usus besar, sementara salah satu bentuk paling umum dari keganasan pada orang di atas 50, hampir tidak umum seperti divertikulitis. Keduanya cenderung terjadi setelah usia 40 tahun, tetapi kanker usus besar adalah kondisi yang lebih serius dan berpotensi fatal. Ini terbentuk ketika sel-sel bermutasi yang tumbuh cepat berkumpul bersama menjadi tumor. Tumor ini mungkin tampak mirip dengan divertikula yang bengkak, tetapi tidak berisi cairan. Divertikulitis tidak menyebar seperti kanker dan biasanya tidak mengancam jiwa, bahkan jika tidak diobati.
Nyeri perut adalah gejala umum dari divertikulitis dan kanker kolorektal. Dengan divertikulitis, rasa sakit ini biasanya terjadi dengan cepat dan berkembang dalam intensitas yang cepat, sedangkan kanker sering berkembang lebih lambat. Gejala kanker kolorektal mungkin tidak terlihat sampai penyakit berkembang.
Divertikulitis dan kanker keduanya dapat diobati dengan pembedahan, dan dalam kedua kasus tersebut melibatkan pengangkatan benjolan atau tumor yang bengkak dari usus besar. Ini mungkin memerlukan pemulihan selama berminggu-minggu, dan dalam pengobatan kanker, terapi lanjutan mungkin juga diperlukan. Mereka yang pernah menderita divertikulitis sekali mungkin lebih mungkin untuk mengembangkannya lagi, meskipun ini mungkin tergantung pada kebiasaan makan dan pilihan gaya hidup baik sebelum dan sesudah perawatan.
Pasien dapat membantu mencegah divertikulitis dan kanker dari makan makanan yang kaya serat, minum cukup air, dan berolahraga secara teratur. Kegiatan ini tidak hanya mencegah kondisi ini, tetapi sejumlah penyakit lain pada usus besar dan saluran pencernaan. Jika ada gejala yang tidak biasa terjadi, seperti nyeri mendadak atau gangguan pencernaan yang berkepanjangan, mereka harus segera dilaporkan ke dokter untuk evaluasi.