Penganggaran modal adalah proses memilih investasi dan aset untuk pengembangan bisnis jangka panjang. Anggaran modal terdiri dari campuran proyek dan produk lama dan baru. Hubungan antara arus kas perusahaan dan penganggaran modal biasanya dimulai dengan ketergantungan bisnis pada penganggaran modal untuk memasoknya dengan arus kas masuk. Hubungan yang paling signifikan terjadi ketika mengukur profitabilitas item dalam anggaran modal, karena keuangan bisnis menggunakan arus kas bukan laba akuntansi dalam perhitungan.
Karena begitu banyak kesehatan keuangan perusahaan dan stabilitas yang dirasakan didasarkan pada catatan akuntansi, terutama laba, beberapa orang mungkin bertanya-tanya mengapa penganggaran modal didasarkan pada arus kas. Pertama, sebagian besar akuntansi Amerika dilakukan dengan basis akrual, yang berarti bahwa beberapa keuntungan dan pengeluaran tidak diperhitungkan dalam keuangan sampai akhir siklus akuntansi perusahaan. Menghitung dengan arus kas menawarkan cara untuk mengevaluasi anggaran modal secara real time.
Manajer keuangan sering menggunakan arus kas setelah pajak tambahan untuk mengatur dana saat menghitung arus kas dan penganggaran modal untuk proyek baru. Metode inkremental dalam melihat arus kas hanya membedakan perubahan arus kas yang akan dihasilkan oleh proyek baru. Hal ini memungkinkan manajer untuk melihat berapa biaya proyek baru dan berapa banyak uang tunai yang dihasilkan setiap proyek. Menentukan jumlah arus kas tambahan dapat menjadi sulit karena sistem tidak memiliki struktur akuntansi akrual.
Sistem arus kas tambahan sangat membantu saat menghitung arus kas dan penganggaran modal untuk produk baru yang mungkin bersaing dengan barang perusahaan yang sudah ada. Di bawah sistem akrual yang khas, pendapatan dari produk baru akan dihitung sebagai keuntungan saja, tetapi sistem inkremental memungkinkan manajer untuk memperhitungkan kerugian penjualan dari produk lama dan arus kas masuk dari produk baru. Ditambah dengan biaya pengembangan dan pengenalan, mungkin saja produk baru tersebut tidak benar-benar bernilai investasi modal. Memindahkan arus kas masuk dari satu produk ke produk lain tidak cukup untuk menciptakan pertumbuhan, sehingga perusahaan perlu meningkatkan arus kas total dengan setiap penambahan anggaran modal.
Dalam arus kas dan penganggaran modal, istilah ‘modal kerja’ mengacu pada dana yang digunakan untuk mengembangkan dan memperkenalkan proyek baru. Di bawah sistem arus kas tambahan, setiap investasi awal modal kerja tetap terikat dalam proyek selama durasi usaha. Tidak ada pengembalian investasi, hanya potensi kenaikan atau penurunan arus kas. Konsep ini seringkali membuat manajer keuangan sangat berhati-hati dalam memulai proyek baru, terutama usaha dengan investasi modal kerja yang tinggi.