Apa Hubungan Antara Alkoholisme dan Sirosis?

Alkoholisme dan sirosis adalah penyakit yang berpotensi fatal. Ini adalah fakta mapan bahwa alkoholisme adalah salah satu penyebab paling umum dari sirosis hati. Para ahli memperkirakan bahwa sebanyak 20% dari semua peminum berat akan mengembangkan penyakit hati alkoholik (ALD), seperti sirosis, dengan penyalahgunaan alkohol yang berkelanjutan.
Hati membuat protein yang menghasilkan pembekuan darah yang sehat. Ini juga membantu membersihkan darah dari racun dan bakteri berbahaya, yang dapat menyebabkan infeksi. Organ ini juga membantu proses kolesterol, hormon dan nutrisi dalam darah.

Juga dikenal sebagai sirosis hati atau penyakit hati alkoholik, sirosis adalah penumpukan jaringan parut pada hati. Penebalan jaringan pada organ ini menyebabkannya bekerja lebih keras dari biasanya. Seiring waktu, hati menjadi aus dan mulai tidak berfungsi, yang membuat seseorang rentan terhadap sejumlah komplikasi serius.

Sejak peneliti pertama kali menemukan korelasi, hubungan langsung antara alkoholisme dan sirosis tidak dapat disangkal. Mempelajari efek alkoholisme dan sirosis sering dikaitkan dengan mempelajari sebab dan akibat kerusakan hati. Ini karena ketika alkohol memasuki hati, itu menyebabkan peradangan, yang kemudian mengarah pada pembentukan jaringan parut.

Alkoholisme dan sirosis keduanya cenderung berkembang sebelum seseorang menyadari bagaimana keduanya mempengaruhi hidupnya. Masing-masing cenderung terwujud melalui proses bertahap. Faktanya, pada tahap awal, individu dengan sirosis alkoholik sering tidak mengalami gejala yang dapat dikenali. Ini menambah masalah alkoholisme dan sirosis karena kerusakan lebih lanjut pada organ dipertahankan ketika seseorang terus menyalahgunakan alkohol.

Ketika terdeteksi sebelum kerusakan besar terjadi, dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup yang mencakup berpantang alkohol, hati dapat pulih dari sirosis. Tanpa deteksi dini, pengobatan segera dan perubahan gaya hidup, kerusakan akibat alkoholisme dan sirosis biasanya permanen. Pada titik inilah satu-satunya pilihan individu untuk hati yang sehat adalah transplantasi hati, tetapi itu hanya tersedia bagi mereka yang tidak menyalahgunakan alkohol.

Alkoholisme dan sirosis selanjutnya dipengaruhi oleh kondisi lain yang menyerang tubuh ketika hati terganggu. Salah satu kondisi tersebut adalah malnutrisi karena hati yang tidak berfungsi karena tidak mampu menyerap dengan baik jumlah nutrisi yang dibutuhkan untuk menopang tubuh. Selain itu, tanpa mampu menangani tugas pembuangan racun dari darah dengan tepat, sirosis menyebabkan penumpukan racun yang menyebabkan seringnya infeksi dan kondisi neurologis yang dikenal sebagai ensefalopati hepatik, yang ditandai dengan fokus dan kebingungan mental yang buruk. Untuk beberapa, sirosis hati bahkan menyebabkan gagal ginjal. Penelitian juga menunjukkan bahwa alkoholisme dan sirosis meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker hati di kemudian hari.