Apa Hubungan Antara Alkohol dan Impotensi?

Sebagian besar ahli medis setuju bahwa pria yang mengonsumsi alkohol secara teratur lebih mungkin mengalami impotensi sementara atau permanen sebagai akibatnya. Alkohol dan impotensi tidak selalu terkait, tetapi sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan, terutama di antara pria yang banyak minum dan pria yang berusia di atas 50 tahun. Alkohol merusak sistem saraf dan mengurangi produksi testosteron dan hormon lain yang diperlukan untuk gairah seksual. . Penyalahgunaan alkohol jangka panjang dapat menyebabkan disfungsi ereksi ireversibel (DE), di mana seorang pria tidak bisa mendapatkan atau mempertahankan ereksi cukup lama untuk berhubungan seks. Untuk menghindari kondisi ini dan masalah kesehatan lainnya yang secara tidak langsung menyebabkan impotensi, para ahli medis biasanya menyarankan agar orang membatasi asupan alkohol mereka menjadi satu atau dua “minuman standar” sehari.

Peran Hormonal dalam Gairah

Gairah seksual bisa menjadi hal yang rumit, tetapi biasanya didorong oleh hormon dan sinapsis saraf yang berasal dari otak dan berjalan ke seluruh tubuh hingga berakhir di daerah genital. Istilah “impotensi” biasanya dipahami hanya untuk berhubungan dengan gairah pria, khususnya dengan ereksi penis. Seorang pria biasanya dianggap impoten jika dia tidak dapat mempertahankan ereksi cukup lama untuk menyelesaikan hubungan seks.

Bagi seorang pria untuk mendapatkan ereksi, sel-sel saraf harus mengirim pesan dari hipotalamus ke kelenjar hipofisis anterior ke penis yang menyampaikan bahwa lebih banyak darah harus mengalir ke penis, membuatnya lebih besar dan lebih kaku. Alkohol umumnya memperlambat komunikasi antara sel-sel saraf, yang dapat mengganggu pengiriman pesan ini. Semakin banyak pria minum, semakin lambat waktu responsnya. Impotensi biasanya bukan efek langsung, tetapi bisa dan sering terjadi seiring waktu.

Efek Alkohol

Alkohol dapat bertindak sebagai stimulan dan penekan, tergantung pada seberapa banyak yang dikonsumsi. Banyak pria menemukan bahwa satu atau dua minuman akan menurunkan hambatan mereka dan benar-benar dapat memfasilitasi aktivitas seksual, tetapi dalam kebanyakan kasus ini benar-benar efek jangka pendek – dan biasanya juga didorong oleh kuantitas. Satu atau dua minuman dapat memicu seks, tetapi lebih dari itu seringkali dapat memperlambatnya.

Bagi kebanyakan pria, kuncinya adalah moderasi. Mengkonsumsi beberapa minuman beralkohol selama satu malam tidak mungkin memiliki efek yang mendalam. Namun, meminum minuman yang sama secara berurutan, atau mengulangi polanya selama beberapa malam berturut-turut, dapat menyebabkan impotensi sementara karena dapat memperlambat fungsi sistem saraf.

Masalah Dengan Penyalahgunaan Jangka Panjang

Penyalahgunaan alkohol jangka panjang dapat mempengaruhi setiap langkah fungsi seksual pria. Ini dapat mencegah pria dari merasakan banyak hasrat seksual sama sekali, sebagian karena mengurangi produksi hormon testosteron; dan, bahkan jika hasrat seksual tetap ada, sel saraf yang rusak akibat alkohol mungkin tidak dapat berkomunikasi dengan penis. Seandainya penis menerima pesan “ereksi”, pembuluh darah yang rusak akibat alkohol di dalam penis mungkin masih tidak dapat terisi secara normal.
Mendefinisikan “Masalah” Minum
Alkohol umumnya dipahami sebagai racun, tetapi ada beberapa perdebatan dalam literatur mengenai apakah zat tersebut berbahaya dalam jumlah kecil atau tidak. Beberapa ahli sebenarnya merekomendasikan minum moderat. Konsumsi berat hampir secara universal diakui sebagai berbahaya, dan penyalahgunaan biasanya cukup mudah untuk didefinisikan. Dalam kebanyakan kasus, penyalahgunaan alkohol didefinisikan sebagai lebih dari tiga minuman standar sehari, atau minum sampai mabuk sebagai pola perilaku biasa. Aktivitas semacam ini biasanya memiliki kaitan paling erat dengan impotensi.

Minuman “standar” biasanya didefinisikan sebagai satu kaleng bir 12 ons (350 mL), 4 ons (120 mL) anggur, 1.5 ons (45 mL) minuman beralkohol 80-bukti, atau 1 ons (30 mL) minuman keras. 100-bukti roh. Sebotol bir 40 ons (1.2 liter) yang populer mengandung lebih dari tiga minuman standar, jadi menghabiskan hanya satu di malam hari biasanya dianggap terlalu banyak. Menurut banyak dokter dan peneliti, pria yang membatasi asupan alkoholnya hanya satu atau dua minuman standar atau kurang dalam sehari memiliki peluang terbaik untuk menghindari hubungan antara alkohol dan impotensi.
Bahkan minum yang tidak menyalahgunakan dapat menyebabkan masalah dengan impotensi. Apa yang disebut “pesta minum”, yang merupakan periode konsumsi alkohol berlebihan yang biasanya diikuti dengan satu hari atau lebih tanpa minum, tidak serta merta mencegah disfungsi seksual. Beberapa di antaranya berkaitan dengan kimia tubuh individu. Namun, biasanya, minum alkohol dalam jumlah berapa pun, seiring waktu, dapat menyebabkan masalah.

Pilihan pengobatan
Disfungsi ereksi akibat alkohol seringkali tidak dapat diubah, tetapi perawatan terkadang berhasil menyembuhkan, atau setidaknya mengurangi, frekuensi masalah. Pilihan pengobatan termasuk perangkat vakum, penggantian hormon, dan obat resep. Penting untuk dicatat, bahwa beberapa kemungkinan mungkin dibatasi oleh kondisi kesehatan akibat alkohol lainnya. Misalnya, penyalahgunaan alkohol dapat merusak jantung, dan banyak obat-obatan pemicu ereksi tidak dapat digunakan pada pria dengan masalah jantung. Sebagian besar juga tidak direkomendasikan untuk pria yang minum secara teratur.