Apa Generasi Terhebat?

Istilah “Generasi Terhebat” sering digunakan untuk menggambarkan orang Amerika yang berpartisipasi dalam upaya perang dalam Perang Dunia II. Banyak anggota generasi ini yang kemudian menjadi orang tua Baby Boomers, generasi orang-orang yang lahir pada tahun-tahun setelah perang. Secara kronologis, kelompok ini mengikuti Lost Generation tahun 1930-an, dan mendahului Generasi Diam tahun 1950-an.

Generasi Terbesar mencakup mereka yang lahir kira-kira antara tahun 1900 dan awal 1920-an. Banyak anggota yang aktif bertugas dalam Perang Dunia II, membuat beberapa orang menyebut kelompok ini sebagai Generasi GI. Yang lain bekerja di rumah agar Amerika Serikat tetap produktif selama tahun-tahun perang. Orang-orang ini juga membantu membangun kembali Amerika Serikat dan dunia setelah kerusakan akibat perang.

Beberapa orang mengecualikan karakterisasi generasi ini sebagai orang-orang yang mendukung perang. Orang-orang yang menentang Perang Dunia II, misalnya, berpendapat bahwa mereka berkontribusi secara positif kepada masyarakat dengan perbedaan pendapat politik mereka, dan bahwa orang mungkin menahan diri dari partisipasi dalam upaya perang karena berbagai alasan. Seiring bertambahnya usia anggota generasi, banyak dari kekhawatiran ini menjadi kurang kritis, karena semua orang di atas usia tertentu disebut dengan label ini, terlepas dari peran atau pendapat mereka tentang perang.

Konsep Generasi Terhebat dipopulerkan dalam sebuah buku karya Tom Brokaw, yang memuat sejumlah profil anggota kelompok tersebut. Buku ini dirancang untuk menangkap kisah-kisah ini untuk kepentingan sejarah sebelum mayoritas anggota meninggal. Banyak orang mencirikan Amerika dari generasi ini sebagai salah satu dari kepolosan dan kesederhanaan, dan beberapa orang mengidealkan Amerika tahun 1940-an. Tentu saja, Perang Dunia II menciptakan ledakan ekonomi, dan kadang-kadang dianggap sebagai perang terakhir yang adil, karena alasan untuk memasuki perang begitu jelas bagi sebagian besar penduduk.

Namun, generasi ini juga menghadapi kesulitan dan masalah, dan tidak hanya di medan perang. Seksisme dan rasisme masih menjadi masalah serius di Amerika Serikat, dan banyak negara bagian memiliki undang-undang yang melarang miscegenasi dan kepemilikan properti oleh etnis minoritas. Wanita mungkin telah bergabung dengan angkatan kerja dalam jumlah yang lebih besar selama perang, tetapi mereka mendapati diri mereka didorong kembali ke dapur setelah itu, sementara prajurit kulit hitam membedakan diri mereka di medan perang hanya untuk bertemu dengan prasangka di rumah.

Banyak orang di Generasi Terbesar juga memiliki ingatan yang jelas tentang kesulitan Depresi, dan anggota yang lebih tua juga mengingat Perang Dunia I. Kehidupan orang-orang di generasi ini jauh dari sederhana dan idealis, membuat kontribusi mereka pada sejarah dan masyarakat Amerika semakin luar biasa.