Premenstrual syndrome (PMS) adalah sindrom yang menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pada beberapa wanita beberapa hari sebelum dimulainya siklus menstruasi mereka. Hal ini disebabkan oleh perubahan kadar hormon selama proses ovulasi. Studi belum dapat menentukan mengapa PMS mempengaruhi beberapa wanita lebih parah daripada yang lain. Kasus PMS yang parah disebut gangguan disforik pramenstruasi (PMDD). Ada lebih dari 150 gejala yang berhubungan dengan PMS, seperti kecemasan, penambahan berat badan dan sakit kepala. Gejala-gejala PMS ini diklasifikasikan sebagai fisik, emosional atau perilaku.
Gejala fisik PMS paling sering dialami oleh sebagian besar wanita. Peningkatan aldosteron, yang merupakan hormon yang dilepaskan dari kelenjar adrenal, telah dikaitkan dengan beberapa gejala fisik PMS. Beberapa gejala ini adalah nyeri, penambahan berat badan, kelelahan dan nyeri payudara. Rasa sakit sering menyerang beberapa bagian tubuh, seperti kepala, punggung, otot, dan area perut.
Gejala emosional PMS dapat menyebabkan seorang wanita merasa keluar dari karakter tentang dirinya sendiri. Perasaan ini sering dirasakan karena kelenjar pituitari mulai mengurangi produksi endorfin selama ovulasi dan awal siklus menstruasi. Endorfin penting bagi tubuh manusia karena dikenal sebagai mood booster alami. Beberapa gejala emosional tersebut adalah kecemasan, depresi, kurang konsentrasi dan seringnya mood swing.
Gejala perilaku PMS dapat menyebabkan seorang wanita untuk tidak bertindak seperti dirinya yang normal. Dia mungkin tiba-tiba mengalami ledakan kemarahan karena masalah kecil atau dapat menarik diri dari anggota keluarga dan teman. Gejala-gejala ini juga terkait dengan perubahan tingkat hormon dalam tubuh wanita. Meskipun gejala-gejala ini mungkin berlangsung untuk waktu yang singkat, mereka dapat mengganggu aktivitas sehari-hari kehidupan seorang wanita. Jika wanita tersebut tidak dapat mengontrol gejala perilakunya, gejala tersebut dapat menyebabkan masalah di rumah, tempat kerja, atau sekolah.
Dalam kebanyakan kasus, PMS dapat diobati di rumah dengan obat bebas dan perubahan gaya hidup wanita seperti berolahraga dan makan lebih sehat. Seorang dokter mungkin perlu meresepkan obat untuk kasus PMS yang parah jika obat yang dijual bebas tidak memberikan perbaikan pada gejalanya. Konseling dan terapi juga dapat direkomendasikan untuk wanita yang memiliki gejala emosional dan perilaku yang parah yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk memiliki kehidupan yang normal.