Penyakit Grover atau transient acantholytic dermatosis merupakan kelainan kulit yang paling sering menyerang pria bule berusia di atas 40 tahun. Pasien mengembangkan bintik-bintik merah gatal di dada dan punggung mereka. Pada tahun 2011 dokter kulit tidak mengetahui apa penyebab penyakit Grover, tetapi mereka menduga hal itu bisa terkait dengan saluran keringat yang tersumbat. Mereka mengobati gangguan dengan antibiotik, obat antijamur dan steroid topikal.
Kondisi ini jarang mempengaruhi wanita, individu muda atau anak-anak. Ini terjadi lebih sering selama cuaca panas, dan lebih cenderung mempengaruhi pria yang tidak sehat. Beberapa pria mengembangkan gangguan saat dirawat di rumah sakit.
Bintik merah bergelombang muncul di bagian atas dada dan juga di punggung. Bintik-bintik itu sangat gatal dan mungkin sedikit berdarah, melepuh atau mengeras. Beberapa pasien dengan penyakit ini juga mengalami dermatitis. Bercak kulit kering dan gatal berkembang di daerah yang terkena. Ruam dermatitis terkadang menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Wabah biasanya berlangsung antara enam dan 12 bulan, tetapi beberapa individu kambuh secara teratur selama beberapa tahun, sering dalam pola musiman siklus. Orang lain menderita flareup sesekali jika mereka terkena faktor-faktor yang memicu kondisi tersebut. Banyak pasien yang mengembangkan penyakit Grover di rumah sakit pulih segera setelah mereka mendapatkan kembali mobilitas mereka.
Pria yang menghabiskan banyak waktu di luar ruangan dalam cuaca panas atau yang banyak berkeringat dapat memperburuk gejala penyakit Grover. Pemicu lainnya termasuk paparan sinar matahari yang berlebihan dan kulit yang rusak akibat sinar matahari. Kulit kering juga bisa menjadi faktor.
Dokter kulit sering dapat mendiagnosis penyakit Grover dengan melihat ruam, tetapi beberapa dokter mungkin ingin melakukan biopsi kulit untuk memastikan diagnosisnya. Kelainan ini memiliki penampilan yang berbeda di bawah mikroskop. Sel-sel kulit terkadang membulat luar biasa dan biasanya terpisah.
Tidak ada obat untuk penyakit Grover pada 2011. Dermatologis mengobati ruam dengan pil kortison, krim topikal atau suntikan, tetapi ini hanya memberikan bantuan sementara. Ruam biasanya kembali segera setelah pasien berhenti menggunakan obat.
Dokter mungkin juga merekomendasikan obat antijamur atau antibiotik seperti tetrasiklin. Bubuk diphemanil methlysulfate mengurangi rasa gatal pada beberapa pasien. Krim calcipotriol, losion anti-gatal, dan krim pelembab juga dapat membantu. Beberapa dokter mungkin juga merekomendasikan retinoid oral atau fototerapi tergantung pada tingkat keparahan kondisinya. Pria dengan penyakit ini dapat mengurangi wabah dengan menghindari panas.