Pembekuan darah di paru-paru dapat menyebabkan sejumlah gejala yang dapat muncul pada pasien secara tiba-tiba atau berkembang perlahan seiring waktu. Kondisi ini, juga dikenal sebagai tromboemboli paru atau emboli paru (PE), paling sering menyebabkan masalah pernapasan. Ini juga dapat menyebabkan nyeri dada, detak jantung tidak teratur, dan bahkan kematian mendadak dalam beberapa kasus. Seringkali, gumpalan darah yang ditemukan di paru-paru sebenarnya berasal dari pembuluh darah kaki; akibatnya, banyak pasien yang terkena juga mengalami kemerahan dan bengkak di salah satu kaki mereka.
Salah satu gejala paling umum dari pembekuan darah di paru-paru adalah kesulitan bernapas. Banyak orang mengalami sesak napas dan merasa tidak bisa menghirup udara yang cukup. Perasaan tersebut sering menyebabkan orang tersebut bernapas lebih cepat, suatu kondisi yang juga dikenal sebagai takipnea.
Gejala lain dapat melibatkan bagian lain dari tubuh. Pasien sering mengalami takikardia, atau peningkatan denyut jantung. Beberapa orang mungkin mengalami demam ringan sebagai respons terhadap bekuan darah. Selain itu, beberapa pasien dapat mengalami nyeri dada yang tajam dan menusuk yang lebih parah saat mereka menarik napas dalam-dalam.
Kadang-kadang, gumpalan darah besar ke paru-paru, yang disebut embolus pelana, dapat secara signifikan memblokir aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan gejala yang parah seperti nyeri dada, kelemahan, dan detak jantung yang tidak teratur. Stres yang disebabkan oleh keadaan ini dapat mencegah jantung memompa darah ke seluruh tubuh dan bisa berakibat fatal.
Pembengkakan pada satu kaki juga bisa menjadi gejala atau pendahulu dari bekuan darah di paru-paru. Gumpalan darah dapat berkembang di pembuluh darah kaki karena kondisi yang disebut deep vein thrombosis (DVT). Bekuan darah, atau trombus, dapat pecah dan berjalan ke paru-paru. Gejala DVT dapat mencakup kemerahan pada kaki, pembengkakan kaki, dan nyeri, biasanya hanya pada satu kaki pada satu waktu.
Gejala bisa kurang parah pada pasien yang kronis memiliki gumpalan kecil di paru-paru mereka, dibandingkan dengan orang yang memiliki satu gumpalan besar. Alih-alih mengalami sesak napas dan nyeri dada yang tiba-tiba, mereka yang memiliki gumpalan kecil dapat mengalami peningkatan kesulitan bernapas yang progresif. Pada awalnya mereka mungkin hanya merasa sesak napas saat berolahraga, tetapi dengan perkembangan penyakit, mereka mungkin mengalami kesulitan bernapas bahkan saat istirahat.